Tantangan Menulis Hari ke 176

#TantanganGurusiana#

Sirine ambulance terdengar sayup- sayup sampai. Serasa mendayu- dayu. Membuat jantung Nina semakin berdegup keras. "Ayah....," gumamnya.

Semakin dekat, semakin menangis sirine itu terdengar. Nina berdiri dihalaman menunggu ayahnya. Kembali tangisnya pecah takkala mobil jenazah itu berhenti didepannya. Nina berlari menuju pintu terbuka. "Ayah.... lama betul ayah datang...," Nina kembali melepas kerinduannya. Ingin rasanya ia gendong ayahnya masuk rumah, tapi semua orang sudah menarik tubuhnya agar memberi peluang untuk mengangkat jasad ayahnya kerumah.

Persinggahan terakhir. Hitungan jam, Nina tak akan pernah lagi melihat, memandang, bercengkrama dengan ayahnya. Sebentar lagi ia akan kembali bersanding dengan istri tercinta dialam sana. Satu pusara yang telah menunggu selama empat tahun.

"Ayah... rinduku tak kan pernah pudar. Doaku akan selalu ada untukmu dan untuk Ibu," bisik Nina. Prosesi akan dijalanlan satu persatu. Nina dan ketiga kakak laki- lakinya ikut dalam semua prosesi itu. Sehingga tak ada lagi penyesalan yang datang, setelah ia menjalani penyelenggaraan itu. "Ayah...,"gumam Nina tertahan ketika melihat wajah teduh sang pejuangnya itu ditutup dengan kain putih.

"Ayah...damailah disana, ada Ibu menunggumu," bisik Nina terakhir kalinya.