Part 8
Tantangan Menulis Hari ke -172
#TantanganGurusiana#
Nina sangat berharap bisa membahagiakan ayahnya dihari tuanya ini. Rancangan rumah baru yang dibangunnya, juga salah satu cara untuk membuat ayahnya bahagia. Tapi sepertinya impian Nina itu tak kan dinikmati ayahnya lagi.
Nina menyembunyikan airmatanya. Ia tak ingin kelihatan sedih. "Yah , airnya udah panas, yuk mandi," ajak Nina sambil membantu membuka pakaian ayahnya. Tubuh yang dulu tegar, tangan kekar yang mendayung kehidupan, demi membesarkan anak- anaknya kini hanya tinggal tulang yang dibaluti kulit keriput. Lah tak berdaya.
Nina menggandeng tubuh tua itu dengan sangat hati- hati menuju kamar mandi. Lalu ia dudukkan ayahnya disebuah bangku kecil. Kemudian ia menyiram tubuh ayahnya dengan pelan. "Dingin Yah?" tanyanya sambil menyabuni punggung dan terus keseluruh tubuhnya.
"Nggak... enak," jawab Pak Syukri. Barangkali pikiran mereka sama. "Andaikan ayahku pergi menghadap Sang Pencipta, Aku bahagia telah membersihkan raganya", desah Nina dalam hatinya.
Pak Syukri juga bergumam dihatinya, " Andaikan ajalku datang, Nina tak mungkin memandikanku sendiri, hari ini Aku bahagia bisa merasakan jari jemari putriku dengan rasa kasih sayangnya".
"Udah Yah... ,ntar Ayah kedinginan," Nina membalutkan handuk ketubuh ayahnya dan menggandengnya kembali ke kamar. Lalu mengganti seluruh pakaian ayahnya dengan yang bersih dan harum. Pak Syukri bersandar di dipan dan meluruskan kakinya. Sementara itu Nina menyiapkan roti yang disiram dengan susu panas. Nina menyuapi ayahnya dengan telaten. Inilah yang bisa ditelan oleh ayahnya. Menu ini juga disukai oleh Mutiara dan Dwina kedua cucunya, maka bocah - bocah itu memberi nama sendiri untuk roti itu dengan sebutan," roti Abah".
Abah panggilan yang muncul dari mulut Mutiara, ketika pertama kali memanggil kakeknya itu. Maka lengketlah panggilan Abah itu untuk Pak Syukri.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mamtaap
Thank u Bunda
Keren cerpennya bu, ditunggu karya hebat berikutnya. Barokallah
Makasih supportnya Bu... Insya Allah
Kasih sayang tulus, membuat sang ayah bahagia .
Alhamdulillah.... makasih hadirnya Bunda
mantul deh ceritanya bun
Makasih Bunda...
ingat saat saat memandikan ibu...
Duuh... pengalaman yg sama ya Bun?
Keren bu..
Ni Rev....?