Penanti
Kelam malam menanti pagi, lalu
Siang datang menurunkan hujan
Dingin, dingin tak lagi sejuk
Tak ada yang sama hangatmu
Aku akan berlari jauh
Tak ingin kembali ataupun menoleh
Masuk ke hutan keluar dari diri
Yang jiwanya telah lama terpasung
Tak paham , tak dipahami sebab
Mudah mengalah dengan kata – kata sanjung
Namun, Angin telah menerbangkannya
Dan Api telah membakarnya
Aku telah lenyap bersamanya
Dan kembali menanti hari esok
Yang tak mungkin sama . bagi penanti
Ia bisa lahir berkali-kali demi kata cinta
Yang tak pernah mati.
#TAGURBERPUISIHARIKE21
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Trima kasih pak Saroni. Salam literasi
Indah kata yang tercipta Salam literasi
Trimakasih bu Purwati, salam literasi dan sukses slalu dlm berkarya
Keren bu puisinya
Trimakasih bu Lidya, salam literasi dan sukses slalu dlm berkarya