Rinduku datang, rinduku kembali

Di malam yang bersih ku hirup sendiri

Huru hara di hati ada cinta bersemi

Memikirkan nasib cinta setelah ini

.

Ranum pasti buah yang dipetik

Sebab tumbuh dari hati yang berfikir

Kepala penuh batupun ikut mati

Ilmu yang tinggal kuuraikan sendiri

Jangan beranjak wahai fikiran murni

Turunlah ke bawah kita bekerja bersama

Cukup aku saja yang berfikir

Kamu berjalanlah tegak lurus

Jangan mundur, keraguan itu musuh kita

Mereka hanya bola berwarna gelap yang hidup

Dalam ruang sempit yang bercat abu - abu

Sedangkan kita satu kesatuan yang terang warnanya

Kamu sudah pasti pernah dibodohi

Oleh fikiranmu sendiri yang tak didasari cinta

Hanya jadi pengikut setia berjalan beriringan

Menuju arah yang kamu sendiri tak paham ujungnya

Percayalah tentang pohon hati yang buruk

Akan menumbuhkan seluruh buah yang pahit

Berbeda dengan aku buah cinta yang tumbuh

Dari pohon hati yang subur karena akulah sang pemikir itu

Biarkan aku yang didepan, ikutlah bersamaku

fikiranku seperti pelita ditengah jalan yang gelap

Terus menerangimu hingga kegelapan tak berani memakanmu

Sebab aku dipenuhi fikiran tentang keindahan terhadap suatu masa yang pasti akan datang menjemput, masa itu telah menunggu kehadiran kita disana.

Masa dimana kamu dan aku terbebas dari belenggu

Dan aku adalah buah cinta yang berfikir tentang Penciptanya