Indah Permata Sari

Guru PAI di SMK Muhammadiyah 4 Padangan, yang sudah menuliskan 3 buku tentang keagamaan. Khadijah Masa Kini, Menjadi Muslimah Kaffah dan Mendidik Anak dengan Al...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cinta sejatuku

Cinta sejatuku

Beberapa hari ini pikiranku terus saja berputar, masalah CPNS itu ternyata masih juga belum selesai. Hatiku terus saja mendesakku, untuk ikut cPNS karena memang peluangnya lebih besar. Katakan jika kali ini aku ikut tas itu maka Insyaallah aku diterima. Lihat yang lain juga mengatakan kalau tidak CPNS aku bisa mendaftar sebagai penyuluh non PNS, gajinya pun lumayan. Kemudian hati yang lain mengatakan apa fokus ku dalam hidup ini? Bukankah sejak dulu aku selalu mengatakan pada diriku seorang wanita adalah mendidik anak dan mengurus rumah tangga? Mengapa sekarang aku jadi mata duitan? Apakah kata-kata yang pantas untukku jika nantinya aku mendaftar CPNS kemudian diterima dan meninggalkan suami ku berjuang sendirian di sana??

Beberapa hari ini hanya berkutat tentang besarnya gaji PNS itu, tabunganku akan banyak, aku bisa beli ini itu yang aku suka. Tapi apakah benar itu bisa menjamin ketentraman dan kebahagiaan yang selama ini kami dapatkan?

Apa yang terjadi ketika suamiku nanti sedang memiliki masalah di sana, dan akupun masalah di tempat kerjaku?

Selama ini kami berjuang bersama ketika memiliki masalah, masalah suamiku adalah masalah aku juga dan aku selalu membantu untuk bisa meringankan beban masalah suamiku karena aku bekerja di tempat yang sama dengan suamiku. Di lembaga pendidikan. Aku berusaha menekan nafsuku sekuat tenaga. Bismillah..

Aku berusaha meyakinkan hatiku sendiri, yang saat ini sedang goyah.

Bahwa masa depan tidak ada yang tahu.

Aku berusaha mengenang kembali keajaiban-keajaiban yang telah diberikan Allah kepada kami.

Ketika beras kami habis, dalam hatiku berkata "Berasku sudah habis" kemudian pergi dan mengikuti kajian Jumat Wage bersama dengan suami dan anak-anakku.

Aku terkejut Ketika pulang ada sekarung beras buah semangka dan satu tundun buah pisang di depan rumah.

Aku tidak tahu siapa yang memberikannya, ternyata aku mengatakan bahwa tadi ada seorang wali murid yang ingin berkunjung dan bersilaturahmi ke sini.

Barakallah..

Itu adalah satu dari beberapa anugerah kemudahan yang Allah berikan kepada kami.

Aku berusaha menekan hatiku untuk banyak - banyak bersyukur. Untuk menaati suami, meskipun berat tetapi jika itu adalah sebuah kebaikan maka aku harus melaksanakannya.

Karena harta bisa dicari, tetapi kebahagiaan dan ketentraman itu kita yang memilih.

Betapa besarnya Allah, Ia menggenggam riskiku..

dan ketika kami membutuhkan, ia berikan kepada kami..

Gaji banyak bisa kurang, gaji sedikit bisa cukup.

Jangan memburu kesenangan tetapi burulah ketenangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post