Hari ke 239 'PPKM di Zaman Umar Bin Khattab'
Kita sekarang sedang memasuki masa Pemberlakuan Pembatasan kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, kita tidak bisa memasuki beberapa wilayah dikarenakan tingkat penularan virus covid yang sedang meninggi. Beberapa jalan di sekat untuk membatasi mobilisasi masyarakat, kita diwajibkan untuk berdiam diri di rumah. Namun apa yang terjadi beberapa jalan sempat macet total pada saat hari senin kemarin, dikarenakan masih banyak masyarakat yang masih berkegiatan di luar rumah, dikarenakan kebutuhannya. Memang ada juga orang-orang yang jika tidak keluar rumah maka tidak akan mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya. Kita tidak bisa menyalahkannya, namun ada yang perlu kita jaga yaitu menyelamatkan nyawa dari virus ini. Ternyata beberapa ratus tahun yang lalu Rasulullah Saw, juga sahabat-sabahat beliau pernah mengalami wabah penyakit seperti kita. Kita perlu meneladani dan mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah Saw dan juga sahabat beliau Umar Bin Khattab.
Pada saat Khalifah Umar Bin Khattab juga dilakukan pembatasan dan pengurangan penyakit, karena pada masa itu terjadi wabah tha’un Amwas yang menyebabkan benjolan di seluruh tubuh. Jika benjolan terus tumbuh nantinya akan pecah mengalami pendarahan dan dapat berakhir pada kematian. Cerita ini dikisahkan dalam buku biografi Umar Bin Khattab karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash Shalabi. Pada saat itu tahun 18 Hijriyah, Umar bersama sahabat melakukan perjalanan ke Syam. Di perbatasan beliau mendapatkan kabar tentang penyakit yang menjakiti wilayah tersebut. Gubernur Syam yang saat itu dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah mendatangi Umar di perbatasan dan menyampaikan kondisi tersebut. Umar mengurungkan niat untuk masuk ke daerah Syam dan segera pulang ke Madinah. Umar memerintahkan Gubernur untuk menyelamatkan penduduk dari wabah. Para penduduk dibawa ke tempat yang aman dan tidak berpotensi untuk menularkan yaitu ke dataran tinggi yang lebih luas dan udara yang bersih. Setelah penduduk diselamatkan dan tinggal dipegunungan wabah pun reda, dan wilayah Syam kembali normal.
Dalam sebuah Hadiat disebutkan “jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka jangalah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu”.
Ternyata pandemic yang kita alami juga pernah dialami oleh sabahat-sahabat di zaman Rasulullah ataupun Rasulullah sendiri. Kita bisa mengambil hikmah bahwa di masa tersebut Umar mengambil keputusan yang benar. Mereka membatasi interaksi sosial melakukan karantina wilayah. Menyelamatkan penduduk dengan berada di wilayah yang aman, dan terus mencari penyebab penyakit tersebut agar mampu diselesaikan dari sumber utamanya.
Apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah memang sudah benar, membatasi kita untuk mobilitas, memang tidak nyaman berkegiatan di dalam rumah saja, buat sebagian orang yang rumahnya tidak terlalu nyaman mungkin ini akan menjadi kendala. Sebaiknya kita lebih menahan diri, semoga ini gak berlangsung lama, dan kita akan hidup di kebiasaan normal yang baru. Semangat dan buat kegiatan-kegiatan yang bisa menaikkan imunitas tubuh.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tabaarakallohu, ilmu yang sangat bermanfaat Bu Hajah
Syukron ustadz