Hari ke 234 'Ingat kita bukan tuan!!
Hari ini ada dua kabar meninggal karena virus corona. Sudah beberapa pekan ini kita selalu dikejutkan oleh berita tentang kematian. Setiap hari selalu ada saja berita. Ada suami kehilangan istrinya, istri kehilangan suaminya, ayah kehilangan anaknya, juga sebaliknya anak kehilangan ayahnya. Ada cerita tentang seorang dokter yang kehilangan suaminya, sepuluh hari kemudian dia kehilangan ayahnya. Gak kebayang bagaimana perasaan kita jika kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Rasanya baru kemarin mungkin mereka saling bercanda, bercengkrama, bersenda gurau, minggu ini salah satu dari mereka sudah menghadap sang Maha Pencipta.
Hari ini kasus covid meledak lagi lebih dari 21 ribu dalam satu hari, semua rumah sakit penuh, para tenaga kesehatan sudah mengerahkan segala tenaganya untuk membantu para penderita yang terpapar. Seluruh ruang isolasi penuh, bahkan sudah tidak menampung lagi. Setiap hari suara ambulan mengaung hampir setiap waktu. Waiting list di ruang perawatan dan ruang gawat darurat panjang sekali. Rumah-rumah sakit mendirikan tenda-tenda darurat untuk ruang gawat darurat. Karena guang gawat daruratnya di gunakan untuk ruang isolasi. Ya Allah ternyata setelah liburan kasusnya benar-benar meledak.
Sebenarnya sudah banyak peringatan agar menjaga protokol kesehatan. Banyak orang-orang yang sangat menjaga protokol kesehatan namun ternyata terpapar juga. Karena kondisi yang tidak fit atau kebetulan agak lengah. Memang virus gak pilih-pilih siapa yang akan dipaparkan. Kalau memang kebersihan bisa mencegah corona mungkin Italia tidak 135 ribu orang terpapar karena Italia adalah Negara terbersih. Kalau memang orang yang cuek dan sembrono akan terpapar virus corona mungkin para pemulung, pengamen jalanan dan para kuli dipasar akan terpapar semuanya, namun nyatanya banyak dari mereka yang sehat-sehat saja. Mengapa bisa demikian? Karena hidup tidak harus sejalan dengan teori, tehnologi dan akal manusia.
Banyak para tenaga medis yang sudah terpapar, apakah mereka tidak menggunakan APD atau mereka tidak berhati-hati, nyatanya mereka selalu bekerja sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan. Apakah orang yang sudah dekat dengan Allah, rajin beribadah dan terlihat sangat shaleh tidak akan terpapar ? nyatanya banyak sudah para ulama yang kita tahu sangat alim dan meninggal karena terpapar korona.
Memang jika kita kembalikan lagi ini adalah semata-mata dari Allah, Allah Swt seakan-akan hendak berbicara kepada kesombongan kita manusia. Jika Allah berkehendak..logika dan tehnologi manusia tidak akan mampu melawannya.
Beberapa tempat terkenal menjadi sepi karena di lock down. Hanya virus corona yang dapat menghentikan hingar bingarnya dineyland. Pulau bali yang tidak pernah sepi dengan para wisatawan mendadak menjadi sepi.
Kita menyadari bahwa kekuatan, kecantikan dan uang tidak berharga ketika kita tidak bisa mendapatkan ventilator yang kita butuhkan.
Allah sedang menegur kita bahwa bumi, langit dan semua isinya adalah milikNya, bukan milik manusia, kita hanya tamu bukan tuan jadi…berhentilah untuk menyombongkan diri..semoga segala musibah ini menjadikan keimanan kita bertambah kepada Allah Swt.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ulasannya Bunda
Terimakasih bunda