Setiap orang pasti mau sukses. Pada saat kita baru dilahirkan ke muka bumi ini, biasanya orang-orang yang menengok kita akan memberikan doa semoga anak tersebut menjadi anak yang sholeh atau sholeheh serta berguna bagi agama, bangsa dan Negara. Dan tak lupa didoakan agar menjadi anak yang sukses dan bahagia dunia akhirat, yang pasti tidak ada orang di dunia yang ingin hidup sengsara.

Sukses yang terukur dari berbagai macam seperti jabatan, akademik, posisi dalam perusahaan, banyaknya harta, keluarga dan lain sebagainya. Semua hal tersebut tentu adalah harapan-harapan yang diinginkan oleh setiap orang yang menjdi bagian dari kehidupannya di dunia. Hanya saja standar kesuksesan tersebut masih pada masalah-masalah dunia.

Ternyata jika kita ingin menjadi sukses ada beberapa hal yang harus kita hindari, beberapa hal yang menjadi musuh kita dan menyebabkan kita tidak akan sukses.

Musuh orang sukses yang pertama adalah alasan. Orang yang banyak alasan tidak akan sukses, Orang yang sering membuat alasan akhirnya akan menjadi sebuah pembenaran. Semakin banyak alasan maka akan mendekati kegagalan. Contoh terkadang untuk mengerjakan suatu pekerjaaan belum memulai tetapi sudah mencari-cari alasan kalau dia tidak kompeten di bidang tersebut, dia tidak bisa mengerjakannya karena bukan belum pernah dia menangani program tersebut, belum mencoba sudah banyak alasan yang dibuat.

Musuk kedua yaitu takut gagal, kegagalan adalah pasangannya sukses. Kita harus menganggap kegagalan adalah pembelajaran, jangan takut gagal. Jika kita ambil sebuah contoh ada orang-orang yang tidak berbakat dalam hal berdagang, tapi terkadang takut untuk mencoba. Dan menganggap jika dilakukan maka akan menyebabkan kegagalan. Seseorang yang tidak pernah menulis sebuah tulisan dan belum mencoba biasanya takut sekali gagal, khawatir tulisannya tidak enak dibaca, khawatir gak nyambung tulisannya. Padahal tidak salah jika mencoba.

Musuh ketiga adalah sering berkata “entar deh” dalam kata lain sering menunda pekerjaan. Selalu menunda-nunda, padahal jika pekerjaan di kerja kan dengan tuntas, akan dapat mengerjakan pekerjaan yang lainnya.

Islam sebagai agama yang mengatur kehidupan manusia tentu memiliki ukuran kesuksesan hidup manusia. Manusia yang sukses dalam islam tidak hanya diukur oleh harta dan posisinya atau jabatannya saja, melainkan ada kesuksesan lain yang Allah berikan. Dunia dan harta menurut islam hanyalah hal yang mampir sementara bukanlah satu tujuan.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS Al Hasyr : 1