Hari ke 195 Potensi anak
“Jangan minta buah mangga kepada pohon Rambutan, tapi jadikanlah setiap pohon menghasilkan buah yang manis (Engku syafei 1926)
Quetes tersebut saya dapatkan dari gambar yang ada diponsel saya. Tiap anak punya keunikan tersendiri, ada potensi tersendiri yang tidak bisa kita paksakan. Fenomena akhir-akhir ini berbondong-bondong orang tua memasukkan anaknya ke pusat-pusat kursus membaca, kursus bahasa inggris, bimbingan belajar. Yang harganya sangat mahal. Mengapa demikian? Karena setiap orang tua ingin anaknya pintar sama dengan temannya yang sudah pintar terlebih dahulu. Baik di matematika, bahasa inggris atau mata pelajaran lainnya. Melihat dari pengalaman yang sudah sukses mengikuti bimbel atau tempat kursus tertentu jadi latah ingin memasukkan anaknya juga dan berharap anaknya dapat mengikuti jejak temannya. Padahal potensi anak berbeda-beda.
Pengalaman selanjutnya adalah ada seorang ibu yang mendampingi anaknya di kelas zoom, saat guru menjelaskan dan menanyakan kepada anak lain, ibu tersebut selalu minta anaknya untuk menjawab pertanyaan gurunya, padahal anak tersebut tidak mau menjawabnya. Atau seorang ibu yang selalu protes kepada gurunya karena merasa anaknya tidak diperhatikan di kelas zoom.
Semua orang tua pasti ingin anaknya pintar, semua orang tua ingin anaknya lebih baik dari dirinya. Bahkan mungkin dalam kecerdasan lebih tinggi, juga dalam pendidikan. Namun sudah sadarkah kita bahwa tiap-tiap anak mempunyai potensi yang berbeda. Walaupun saudara kembar pasti tidak sama seratus persen. Ada waktunya seorang anak mempunyai kecerdasan yang maximal, tiba-tiba saja dia menguasai berbagai hal tanpa diberitahu. Seorang Thomas Amstrong mengatakan “Semua orang dilahirkan dengan kejeniusan unik yang menjaga mereka, membantu mereka keluar dari kesulitan, dan memberi inspirasi pada saat-saat yang penting dalam kehidupan mereka”.
Fitrahnya semua anak unik, produktif dan khalifah di bidangnya masing-masing. Setiap insan terlahir dengan fitrahnya sebagai manusia yang memiliki adab, potensi sebagai khalifah, problem solver, penyelamat kehidupan dan ilmu pengetahuan sebagai alat. Di sini pentingnya pendidikan karena esensi pendidikan menurut Ibnu Khaldun “memberikan kesempatan kepada fikiran untuk aktif bekerja, hal ini akan membuka pikiran dan pematangan individu, lalu kematangan ini akan membawa faedah bagi masyarakat. Pikiran yang matang adalah alat kemajuan ilmu, insdustri dan system social.
Pendidikan sangat besar berperan dalam memunculkan potensi-potensi tersebut. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secar aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenndalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Jadi pendidikan dapat menguatkan dan mengeluarkan kekuatan yang tersembunyi dalam diri individu anak sehingga menjadi kompetensi yang bermakna dalam menjalani dan menyelamatkan kehidupan dunia akhirat.
Sebagai guru kita punya peran yang sangat penting untuk menghasilkan anak didik yang beradab. Sebagai orang tua kita punya peran sangat penting memberikan motivasi dan senantiasa mendoakan agar anak-anak kita dapat menyerap ilmu yang sekolah atau guru berikan. Semoga bermanfaat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar