Tanpa terasa kita sudah memasuki hari ke 21 Ramadhan, Rasulullah selalu melakukan I”tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Pada tahun dimana beliau meninggal, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari. Ketika beliau tidak bisa beri’tikaf, kemudian menggantinya dengan I’tikaf sepuluh hari di bulan syawal. Kesungguhan Rasulullah untuk melakukan I’tikaf merupakan motivasi bagi kita untuk melakukan hal yang sama. Dari Aisyah Ra ia berkata

“Sesungguhnya Nabi Saw biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah, lalu istri-istri beliau Beri’tikaf setelah beliau wafat (HR. Bukhari dan Muslim)

I’tikaf adalah berhenti atau diam di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu semata-mata nita beribadah kepada Allah SWT. I’tikaf sunnah dilakukan setiap waktu, tetapi yang paling utama (afdhal) jika dilakukan dalam bulan Ramadhan. I’tikaf pada bulan Ramadhan dapat dikatakan sebagai ruang perawatan khusus untuk menghilangkan kanker dosa dari dalam hati.

Sebelum melakukan I’tikaf penting untuk memperhatikan syarat dan rukunnya antara lain Niat, diam di dalam masjid dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang beri”tikaf, Muslim, Berakal dan Suci dari hadas besar

Adapun keutamaan I’tikaf antara lain :

Pertama Mencari malam Lailatul qadar Untuk bisa bertemu dengan Lailatul Qadar, harus memperbanyak ibadah diwaktu malam. Dengan melakukan I’tikaf akan lebih fokus melakukan banyak kegiatan ibadah tersebut, seperti : membaca al Qur’an dan tafsirnya, berzikir, qiyamul lail dan mendengarkan tausiah. Malam Lailatul Qadar yang disebut sebagai malam yang lebih baik dari malam 1000 bulan diperkirakan datang di 10 hari terakhir Ramadhan. Meski tidak ada satupun yang tahu kapan malam Lailatul Qadar akan tiba.

Kedua Terjaga dari perbuatan maksiat Karena menjauh sejenak dari hiruk pikuk dunia, maka akan terlindungi dari bermacam-macam jenis perbuatan maksiat, I’tikaf bisa mencegah dari perbuatan gosip, tergoda terhadap belanja yang berlebihan atau urusan dunia lainnya.

Ketiga Sholat menjadi lebih Khusyuk Habluminallah atau hubungan antara Allah dengan manusia bisa semakin terbentuk melalui I’tikaf. Dengan beri’tikaf sholat akan menjadi khusyuk. Sholat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Sholat bukan semata-mata untuk menggugurkan kewajiban , namun karena kita membutuhkan.

Keempat memberi kesempatan untuk mengevaluasi diri Ada pepatah “gajah di pelupuk mata tampak, semut di seberang lautan tak tampak, artinya manusia lebih mudah mengevalusi kesalahan orang lain ketimbang kesalahannya sendiri. I’tikaf bisa memberi ruang dan kesempatan untuk mengevaluasi diri sendiri tentang hal-hal negative yang sudah dilakukan selama ini. Harapannya setelah melakukan I’tikaf bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

Kelima Mengajarkan berlaku sabar dalam menjalankan amal saleh Selain menjauh dari perkara zuhud, beri’tikaf juga mengajarkan kita akan sikap sabar selama menjalankan amal ibadah. Tidak tergesa-gesa melaksanakan shalat, membaca al-qur’an, berzikir, membaca buku agama dan amal saleh lainnya. I’tikaf bisa membuat kita lebih merasakan getaran hati saat melakukan ibadah.

Semoga kita dapat meraih keutamaan-keutamaan tersebut, dan Allah memberikan kemudahan dan keringanan langkah kita untuk melakukan I’tikaf di akhir Ramadhan. Semoga bermanfaat