Indah Kurniati

Saya Indah kurniati, saya adalah seorang guru TK Al Azhar yang diberikan tambahan tugas sebagai pengawas TK Al Azhar se-Indonesia yang ingin sekali mempunyai ka...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hari ke 174  Edisi Ramadhan hari ke 14 Tajil Ramadhan

Hari ke 174 Edisi Ramadhan hari ke 14 Tajil Ramadhan

Sore kemarin saya berkesempatan pergi mengunjungi orang tua di daerah Jakarta Pusat. Perjalanan kami terkadang tersendat dengan banyaknya para penjual ta’jil di bulan Ramadhan. Mereka serentak berjualan di pinggir jalan dengan jenis makanan yang sangat berbeda-beda jenisnya. Setiap sore menjelang magrib berbagai jenis kendaraan melewati jalan tersebut, mencari ta’jil yang dipersiapkan untuk berbuka puasa.

Tradisi takjil diartikan sebagai hidangan untuk berbuka puasa, terutama makanan dan minuman manis yang disantap sebelum berlanjut ke menu utama. Mengacu pada kamus Besar Bahasa Indonesia, takjil berarti mempercepat (buka puasa). Maksud Ta’jil adalah menyegerakan membatalkan puasa dengan makanan pembuka. Sesuai sunnah Nabi makanan tradisi sebagai makanan pembuka yang harus dikonsumsi terlebih dahulu.

Sunnah berbuka puasa telah dicontohkan oleh Rasulullah dan dijelaskan dalam beberapa hadist. Apa saja sunnah berbuka yaitu pertama menyegerakan berbuka puasa, Rasulullah Saw bersabda “ Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka (hadist Riwatar Bukhari dan Muslim). Kedua Berbuka dengan kurma dan air putih, Nabi Muhammad Saw menganjurkan untuk berbuka puasa dengan yang manis atau kurma, namun jika tidak ada kurma maka dengan air putih. “Rasulullah Saw biasanya berbuka dengan ruthab (kurma basah) sebelum menunaikan sholat, jika tidak ada maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering) dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air (HR. Abu daud dan Ahmad). Ketiga Berdoa saat berbuka puasa “Rasulullah bila berbuka puasa membaca “Dzahabaz zhama’u wabtalaltil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insya Allah (HR. Abu Dawud). Keempat Berbuka secukupnya Sering kali saat berbuka kita ingin makan semua yang ada di meja makan. Hal tersebut tidak dianjurkan oleh Rasullullah Saw, beliau mencontohkan untuk berbuka secukupnya. “Tidak ada tempat paling buryk yang dipenuhi isinya oleh manusia, kecuali perutnya. Karena sebenarnya cukup baginya beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Kalaupun ia ingin makan hendaklah ia atur dengan cara sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya (HR. Ahmad , an Nasai dan At Tirmizi).

Dari empat sunnah berbuka puasa tersebut kita jadi mengetahui bahwa makanan untuk berbuka puasa jangan sampai berlebihan. Terkadang saat sebelum buka puasa semua makanan terasa nikmat dan lezat. Akhirnya dibeli semua makanan sesuai keinginan kita, namun saatnya berbuka tidak bisa semua kita makan karena adanya keterbatasan lambung kita. Untuk itu sebaiknya dalam menyiapkan ta’jil berbuka kita sesuaikan dengan sunnah yang telah di tetapkan oleh Rasullah Saw. Semoga bermanfaat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post