Indah kurniati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kemuliaan seorang ibu

Kemuliaan seorang ibu

Saya teringat seorang sahabat mengirimkan sebuah video tentang seorang pemuda yang sangat dinantikan doanya oleh Rasulullah, dialah Uwais Al Qarni.

Uwais Al Qarni adalah seorang yatim yang tinggal bersama ibunya yang sudah lumpuh, dia punya penyakit belang, kehidupan Uwais sangat lah miskin. Yang membuat dia istimewa adalah sebuah pesan dari Rasulullah kepada Umar bin Khatab dan Ali Ibn Abi Thalib untuk mencari Uwais.

“Carilah Uwais dan mintalah kepadanya untuk memohon ampun untuk kalian, Sabda Rasulullah yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim.

Sahabat bertanya-tanya siapakah Uwais Al Qarni ? sampai Rasulullah sangat memuliakannya.

Uwais adalah seorang yang sangat memuliakan ibunya, dia adalah sosok pemuda yang sangat sholeh. Segala yang diminta oleh ibunya pasti dikabulkannya.

Pada suatu kali, Uwais meminta izin kepada ibunya untuk berjumpa dengan Rasulullah SAW yang saat itu berada di Madinah. Ibunya mengizinkan dan berpesan kepada Uwais agar cepat pulang karena sakit-sakitan. Sampai di Madinah Uwais langsung menuju rumah Rasulullah, namun dia tidak bisa bertemu dengan Rasulullah sebab sedang di medan perang. Teringat dengan pesan ibunya lalu Uwais segera pulang kerumah tak lupa dia menitipkan salam untuk Rasulullah

Uwais selalu memenuhi setiap keinginan ibu nya. Ibu Uwais ingin sekali pergi haji. Padahal kondisi uwais tidak ada uang. Uwais menahan keinginan ibunya. Tempat tinggal Uwais di Yaman sangatlah jauh dari Mekkah, biasanya mereka menngunakan unta dan membawa banyak bekal. Uwais mencari akal bagaimana ibunya bisa berangkat ke tanah suci. Lalu uwais membeli seekor anak lembu dan ia membuat kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak balik menggendong anak lembu itu turun naik bukit, banyak orang yang menertawakan tindakan yang dilakukan Uwais tersebut.

Setelah 8 bulan berat domba-domba itu sudah 100 kilogram dan otot-otot Uwais sudah terbentuk sangat kekar. Dia sudah bisa menggendong ibunya untuk melaksanakan haji ke Mekkah. Di tanah suci Uwais tetap menggendong ibunya melaksanakan wukuf dan thawaf.

Uwais Al Qarni alangkah besar cintanya kepada ibunya. Jika kita mengingat bagaimana pengorbanan seorang ibu sehingga kita menjadi seperti ini, banyak air mata yang selalu menetes. Ibu menggandung kita dalam keadaan susah payah selama Sembilan bulan, lalu sesudah lahir kita masih saja hidup tergantung dari air susunya. Ibu setiap malam terbangun apabila mendengar suara tangisan anaknya. Rasa kantuknya tidak dihiraukannya. Hanya ingin anaknya tumbuh sehat. Apalagi saat anaknya sudah bisa berjalan, ibu selalu menjaganya agar tidak jatuh.

Kecintaan Uwais Al Qarni terhadap ibunya bukan tanpa alasan, karena syurga di bawah telapak kaki ibu, seorang ibu sepantas nya lah kita muliakan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post