Tangis yang Terkunci
#Tantangan 23
Waktu baru menunjukkan pukul 06.15, cuaca di luar pun masih berkabut karena mendung, terdengar bunyi pintu pagar di dorong, siapa yang datang pagi - pagi begini pikirku yg saat itu sedang bersiap - siap dengan rutinitas pagi" cycling " ,"assallamualaikum" terdengar suara wanita di ujung teras, "waalaikumussalam " jawab suamiku yg sedang memasang sepatu. Dan mempersilahkan tamu duduk di kursi teras.
Ternyata tamu pagi ini dua orang ibu -ibu ,ingin bertemu ayahku. Ayah adalah pengurus mesjid di kampungku sejak mudanya sampai sekarang di usia 77 tahun dan ibu -ibu ini pun jamaah yg rutin ke mesjid setiap lima waktu untuk melaksanakan sholat berjamaah.,bahkan , setiap senin kamis Ayah dan beberapa jamaah lain selalu melaksanakan puasa sunat, untuk berbuka puasa mereka sama - sama di mesjid, bahkan sering diantara jamaah yg puasa betgantian bersedekah nasi ,dan langsung makan bersama setelah sholat magrib.
Dari balik jendela kaca ku lihat salah seorang ibu tsb menangis terisak, Ada apa gerangan pikirku...? Terdengar ibu tsb berkata lirih,,,, "hati ini benar - benar sedih Pak, dengan di tutupnya mesjid "katanya di iringi isakannya yang makin kuat. Bagaimana Pak, Bapak sebagai pengurus dan juga yang di tuakan kata ibu satu lagi,mengapa harus mesjid yg di tutup ,pasar tetap buka ,tidak dilarang katanya lagi menimpali.
Ayah menarik nafas panjang seakan menumpahkan semua sesak di dadanya, aku pun tahu pasti bagaimana perasaan nya sejak mesjid benar benar di kunci mulai jumat shubuh kemaren, hanya suara azan yang terdengar dari muazin masjid tapi tidak berjamaah di mesjid.
Ayah yang puluhan tahun menjaga sholat selalu di mesjid,,,hari ini dan kemaren harus di rumah , ada yang hilang di hati, semua rutinitas berubah dalam sekejap, ada tangis yang tertahan ,ada isak yang tak terdengar.
Ayah menjelaskan panjang lebar terkait himbauan dan edaran Pemerintah Kota supaya melaksanakan sholat di rumah, agar sama -sama di patuhi dan di taati, kita perbanyak doa semoga kondisi ini cepat berlalu,
Kedua ibu tersebut mengangguk meski masih dengan linangan Air mata.
Aku yg menyaksikan obrolan tadi hanya terpaku, terenyuh, pilu, begitu besar dampak pendemi Corona ini sehingga merubah tatanan kehidupan masyarakat .
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kita sama-sama berdoa
Iya bunda, semoga situasi ini cpt berlalu