Oleh. Imleda.SE

Setelah kebakaran itu Tito bagaikan kehilangan pegangan hidup, semuanya habis terbakar termasuk pakaiannya, sekarang tinggallah satu-satunya baju di badan. Tito sekarang tak tau lagi harus gimana. Mau buka usaha lagi modal tidak ada. Padahal dia sudah hampir berhasil dan ingin melanjutkan pendidikan dengan hasil usaha sendiri. Namun sekarang semua harapan itu telah sirna.

Dia mendapatkan bantuan pakaian dari teman-temannya yang peduli kepadanya dan juga mendapatkan tumpangan untuk sementara ditempat kos temannya tersebut. Apa lagi yang harus kulakukan pikir Tito dalam hati malam itu, dia berjalan sendirian dengan perut lapar. Angin malam membelai dan menyapa Tito yang sedang berjalan dijalanan sendirian, yang membuat tubuh Tito kedinginan sehinga perutnya semakin keroncongan.

Malam itu dia melihat penjual nasi goreng dan langsung menghampirinya, “Pak apakah Bapak butuh orang untuk membantu Bapak disini”? Tanya Tito kepada penjual nasi goreng itu, “aduh nak sebenarnya Bapak butuh orang yang bantu-bantu Bapak disini, namun Bapak tidak sanggup membayar orang itu” Jawab penjual nasi goreng kepada Tito. “Pak saya mau membantu Bapak disini, dan tidak apa-apa kalau tidak Bapak bayar pakai uang namun saya minta sepiring nasi goreng untuk pengganjal perut saya yang keroncongan Pak” kata Tito kepada Bapak itu. “baiklah nak kalau begitu sekarang selahkan kamu bantu Bapak mencuci piring-piring yang kotor itu” kata penjual nasi goreng.

Begitulah kehidupan Tito tiap hari sementara waktu ini, dia makan hanya satu kali sehari setelah membantu Bapak penjual nasi goreng, setiap malamnya, sedangkan dari pagi hingga sore menjelang dia menahan rasa laparnya.

Galogandang. 27 September 2020