Im Tri Suyoto

Im Tri Suyoto, anak desa yang terdampar di kota tanpa bisa melepaskan kedesaannya. Sekarang berumah di Semarang, Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
Untuk Apa Menulis di Gurusiana

Untuk Apa Menulis di Gurusiana

Tanggal 13 Agusrtus 2018, saya mulai menulis di Gurusiana. Dalam kurun waktu sepuluhan hari, saya berhasil menerbitkan lebih dari sepuluh judul tulisan. Saya hampir bersemangat untuk terus membuat tulisan di Gurusiana.

Namun, mulai tanggal 25 Agustus 2018 sepanjang dua tiga hari saya dihadapkan pada pertanyaan kawan, yang kebetulan tahu kalau saya mulai menulis di Gurusiana. Pertanyaan yang dilontarkan kawan saya itu seperti pada judul tulisan saya di atas: Untuk apa menulis di Gurusiana?

Sebenarnya ketika teman saya bertanya, saya tidak mau menanggapinya. Sebab saya memang nulis di Gurusiana ya hanya untuk nulis! Jadi tidak ada alasan untuk saya memberikan argumen pada kawanku itu.

Sehari - dua hari saya dapat melewati tetapi pada hari yang ketiga saya benar-benar termakan hasutan kawanku itu.

"Untuk apa, buang-buang tenaga saja! Memangnya menghasilkan uang? Tidak, kan? Cari nama biar terkenal? Ah, sudah kelewat brow!" begitu kawan saya menghasut.

Tanggal 27 Agustus aku benar-benar berhenti menulis untuk Gurusiana. Bahkan membuka blog itu pun saya tak mau. Saya kembali diam dalam aktivitas harian. Pagi hari ke sekolah, sore hari berkebun di belakang rumah sambil membersihkan kolam ikan.

Sepuluh hari berlalu dengan tak bertemu Gurusiana. Terkadang terbersit rasa rindu pada Blog Bersama itu. Tetapi buru-buru pertanyaan kawan tempo hari melindas kerinduan itu. Untuk apa menulis di Gurusiana!

Kesempatan Jawaban

Kebetulan sekali di minggu pertama bulan September, di sekolah saya diadakan peningkatan gerakan literasi. Sebenarnya gerakan literasi di sekolah saya sudah dilaksanakan sejak setahun lalu. Tetapi mulai September ini ditingkatkan aktivitasnya dengan membaca, menoton film, menonton pertunjukan kesenian daerah, dan dipadukan dengan membuat majalah dinding, membuat majalah sekolah, bercerita pada apel PPK, dan apresiasi sastra.

Nah, saya kemarin didaulat untuk menyampaikan arahan kepada para siswa dan para guru agar bisa melahirkan sebuah majalah sekolah. Saya sanggupi dan saya laksanakan dengan berjibakau mencari referensi terlebih dahulu.

Saat saya menyampaikan materi di hadapan siswa dan guru-guru itulah muncul semacam godam yang memukuli saya. Saya harus menjawab pertanyaan kawan saya. Untuk apa menulis di Gurusiana!

Menulis bagi saya ya untuk menulis saja. Masak, siwa-siswi diminta menulis sementara gurunya tidak menulis! Ah, yang benar saja!

Seseorang akan memiliki banyak ide untuk ditulis kalau ia juga gemar membaca dan terampil mengintepretasikan isi bacaan yang dia dapatkan. Itu sebabnya dalam hal literasi siswa diwajibkan untuk membaca buku dan membaca banyak peristiwa termasuk seni budaya. Ah, masak gurunya tidak juga banyak membaca!

Harus Kembali Menulis

Seperti dilecut begitu saja, saya membuka Gurusiana kembali di tanggal 13 Septeber 2018. Saya cepat-cepat menulis apa saja. Pokoknya, kutulis saja sebab saya yakin siswa-siswa akan terimbas sepirit yang saya lakukan, yaitu menulis!

Saya tidak perlu berpikir dibaca atau tidak. Walaupun saya harus jujur bahwa penulis akan merasa senang kalau tulisannya dibaca banyak orang. Namun untuk ini, saya nulis saja!

Bayaran? Ah, itu terlalu berlebihan! Anggap saja tulisan ini bagian dari gerakan literasi, gerakan literasi bagian dari aktivitas guru, dan seluruh aktivitas keguruan sudah terakumulasi dalam tunjangan setifikasi.

Nah, benar kan! Jadi, apa lagi yang bisa saya jadikan alasan untuk berhenti menulis? Maka, menulislah, sekarang!

Semarang, 14 September 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menulis adalah panggung bagi penulis. Di panggung itu penulis yang punya kekuasaan. Yang tidak terlibat, mereka hanya sebagai penonton. Kelak, penonton hanya menyaksikan, sedangkan para pemain akan memperoleh hasil....

14 Sep
Balas

Siap, Bapak. Terima kasih

14 Sep

Semuanya kembali ketujuan menulis digurusiana pada setiap orang pak

14 Sep
Balas

Pak Mulya, terima kasih. Bolehkah minta no WA

14 Sep

Yap benar, menulislah sampai tak dapat menulis lagi

14 Sep
Balas

Hi hi hi menulis sebel ditulis

14 Sep

Ok...siap...pak..

14 Sep
Balas

Matur nuwun, Bu. Mangga

14 Sep



search

New Post