Tips Menulis #7
Makna Tanda Titik (.) dan Tanda Elipsin (...)
Dalam lomba menulis puisi saya sering menemukan kalimat-kalimat puisi yang dihiasi dengan tanda baca berlebihan berupa titik berderet. Bahkan, beberapa artikel termasuk di blog Gurusiana juga menunjukkan kasus kesalahan penggunaan tanda baca titik seperti itu.
Perhatikan contoh yang penulis ambil di blog (tidak perlu disebutkan).
Contoh 1
Ya Allah …
Aku tak bermaksud mengabaikan perintah mencari pasangan dan menikah …
Aku juga tak bermaksud hidup sendiri selamanya …
Tapi aku jauh lebih mencintai-Mu dari dirinya …
Contoh 2
Semenjak ibuku tiada, aku … benar-benar kesepian. Ah … sudahlah aku tak mau lagi terbeban. Biarlah …. ibuku merasa tenang di sana.
***
Pada satu kesempatan, penulis bertanya apa maksud tanda titik-titik tersebut, kepada sang pemilik karya. Penulis agak terkejut ketika mendapatkan jawaban bahwa tanda titik-titik itu dimaksudkan bahwa pembacaannya harus lebih panjang, gitu!
***
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) tahun 2015 memuat aturan dan penjelasan tentang tanda titik (.) dan tanda elipsis (…) sebagi berikut:
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
4. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Dari kelima fungsi tanda titik (.) tersebut, tidak satupun yang menjelaskan fungsi sebagai penanda panjang-pendek atau tinggi-rendah saat membaca sebuah kalimat. Jadi, tidak benar kalau kita menulis, terus demi perasaan atau demi keinginan kita yang lebay, kita tambahkan tanda titik semau kita.
Tanda elipsis (…)
Dalam PUEBI juga tertera fungsi tanda ellipsis yang berwujud 3 titik (…) sebagai berikut:
1. Tanda elipsis (…) dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan. Misalnya: Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah …. ..., lain lubuk lain ikannya.
Catatan: (1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi. (2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog. Misalnya: ―Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu? ―Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.
Jadi elipsis juga tidak digunakan untuk mengatur panjang-pendek atau tinggi-rendahnya sebuah kata atau kalimat harus dibaca. (Catatan : Tentang tinggi-rendah atau panjang-pendek pembacaan kata atau kalimat akan dibahas pada artikel membangun nilai rasa sebuah kalimat).
Nah, simpulannya adalah kita tidak perlu lebay dalam menyatakan kalimat dengan cara menambahkan tanda baca yang sesungguhnya tidak diperlukan. Kalimat lebay yang lahir dari hati sudah akan terasa lebay tanpa tanda baca tambahan! @ Salam
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Inilah yang diperlukan para penulis di Gurusian pengetahuan praktis dalam menulis, yang seperti ini jarang disampaikan dalam pelatihan2 menulis
He he he terima kasih Pak Ahmad Syaihu, semoga bermanfaat latihan saya ini. @salam dari Semarang
Inilah yang diperlukan para penulis di Gurusian pengetahuan praktis dalam Jmenulis, yang seperti ini jarang disampaikan dalam pelatihan2 menulis
Tambah satu lagi ilmunya...Terima kasih Pak Im. Eh saya pakai tanda elipsis, salah njih Pak?
He he he , ngapuntene Bu Dyahni Mastutisari @ salam
Wah..mantap Pak. Ini sangat bermanfaat. Terimakasih atas penjelasannya.
Terima kasih juga Pak Ayo, mudah-mudahan tulisan kita semakin bergizi
Makasih Pak..ilmunya jadi bertambah....
Terima kasih juga Bu Rini, salam belajar tiada henti.
wah saya sering melakukannya Mas Im, walaupun saya memiliki motivasi ketika melakukannya, tetap saja salah ya? terima kasih ilmunya.
Hi hi hi di teks sastra sering kali begitu. Dan itu bisa dibahas lebih dalam @ salam