Tiga puluhan tahun yang lalu, sekiranya usiaku masih sekitar dua belas tahun atau tamat dari Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) kala itu. Sudah menjadi kebiasaan di kampung tempat tinggalku jika seusia tamat dari SD atau MI menjelang masuk SMP atau Tsanawiyah maka akan disunat terlebih dahulu.

Sunat atau khitan dalam agama islam dimaksudkan untuk membersihkan dari segala kotoran saat anak laki-laki memasuki usia akil baligh. Karena saat anak laki-laki memasuki akil baligh, maka ia sudah memikul tanggung jawabnya sendiri terkait dengan hubungan kewajibannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Yang masih teringat sampai saat ini, setiap kami yang selesai di sunat maka orang tua kami selalu memberikan hadiah. Para orang tua akan selalu membelikan kami sarung, pakaian, dan peci baru.

Namun yang menarik perhatian dan selalu kuingat sampai hari ini adalah hadiah sama yang selalu diberikan oleh para orang tua. Para orang tua di kampung selalu kompak memberikan dua benda ini, yaitu “jam tangan merk Orient dan sandal merk Lily”.

Dua benda tersebut memang lagi trend dan dianggap mewah kala itu. Namun, bukannya berarti para orang tua mengajari kami untuk bermewah-mewahan. Ada filosofi yang diambil dari kedua pemberian di atas.

Jam tangan merk Orient diberikan oleh para orang tua ini dimaksudkan agar kami yang memasuki usia akil baligh ini akan mampu mengatur waktu. Para orang tua mau agar kami tau waktu kapan kami melaksanakan kewajiban kami terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Sandal merk Lily kala itu hanya dipakai oleh orang desasa saja, sehingga pemberian sandal ini dimaksudkan agar kami ingat bahwa kami setelah dikhitan berarti akan memasuki usia yang lebih dewasa dan akan segera memikul tanggung jawab dan kewajiban sendiri.