Dua Kata Saja Ibu
Adakah masa depan untuk anak saya? , apakah anak saya bisa seperti teman - temannya ? Kalimat pesimis inilah yang sering dilontarkan orangtua anak berkebutuhan khusus ketika mendaftarkan anaknya untuk sekolah.
Dan saya hanya bisa terdiam kemudian saya hanya bisa menguatkan dengan kalimat yang sama kepada semua orangtua , semua anak memiliki kekurangan dan juga kelebihan yakinlah anak akan menjalani hidup dengan kelebihan yang dimilikinya.
Semua orangtua pasti menginginkan anaknya terlahir dengan sempurna , semua orangtua pasti menginginkan anaknya menjadi kebanggaan dan meraih masa depan yang cemerlang.
Tetapi harapan terkadang tidak sesuai dengan kenyataan , Alloh memberikan anak yang special dan itu adalah amanah yang harus selalu kita jaga.
Bukan rahasia lagi ada beberapa orangtua yang enggan menyekolahkan anaknya ke sekolah luar biasa dan sekolah inklusif merupakan oase di padang pasir yang bisa di jadikan pilihan ketika orangtua menginginkan anak berkebutuhan khusus untuk sekolah. Sekolah inklusif menjadi angin segar bagi orangtua yang kebingungan ketika dihadapkan pada upaya pemenuhan hak anaknya untuk memperoleh pendidikan. Penyelenggaraan sekolah inklusif bisa menjawab semus kesenjangan, semua kebingungan tentang kemana dan dimana anak berkebutuhan khusus bisa mendapat pendidikan yang layak dan berkualitas sama seperti anak pada umumnya.
7 tahun yang lalu SDN Cigugur Tengah mendapat SK menjadi salah satu sekolah penyelenggara inklusif. Bingung pada awalnya karena tidak ada satupun guru yang paham tentang sekolah inklusif apa dan bagaimana itu sekolah inklusif.
Tetapi saya memiliki keinginan dan buat saya bukan seberapa banyak kita memahami teori tentang sekolah inklusif tetapi seberapa banyak aksi yang kita lakukan untuk anak berkebutuhan khusus.
Sebagai guru kelas 1 begitu banyak pengalaman mengajar di kelas ketika menghadapi anak berkebutuhan khusus. Rifki adalah siswa pertama saya yang mengalami hambatan di kelas. Sekilas dia seperti anak lainnya dia cenderung diam tidak pernah bicara dan selalu tersenyum ketika ditanya.karena saking diamnya hampir setiap hari dia buang air kecil di kelas dan saya yang harus mengurusnya, itu terjadi hampir tiap hari akhirnya saya meminta orantuanya untuk membawa pakaian ganti ke sekolah karena kebetulan kedua orangtuanya bekerja jadi tidak bisa menunggu di sekolah.
Waktu berlalu tak banyak kemajuan yang Rifki peroleh , di kelas dia hanya duduk diam , tak terpengaruh dengan kegaduhan dan aksi jail teman sekelasnya.
Sampai suatu hari saya mengajarkan tentang kalimat perintah sederhana , misalnya pegang tangan teman sebangkumu, pegang buku matematika , tutup pintu dan sebagainya , sambil memberi instruksi secara klasikal , saya perhatikan Rifki , bisakah dia memahami kalimat perintah yang saya ucapkan. Saya lihat Rifki sedikit kebingungan ketika saya beri instruksi, sampai ketika saya instruksikan " tutup pintu ! " tiba - tiba dia berlari menutup pintu , saya kaget , saya coba lagi dengan kalimat instruksi tutup pintu kelas , Rifki tidak bereaksi, saya coba dengan kata " ambil buku !" Rifki bisa melakuksnnya , terus secara berulang - ulang kalimat perintah saya berikan.
Saat itulah saya baru menyadari Rifki hanya paham dengan dua kata instruksi lebih dari dua kata dia akan kebingungan dan tidak bisa melakukan apa- apa. Akhirnya saya panggil kedua orang tuanya saya informasikan apa yang terjadi , saya meminta orang tuanya untuk melatih Rifki di rumah dengan cara memberi tugas dengan dua kata intruksi , mengambil benda - benda, menyuruh dia ke warung dengan dua kata . Di sekolah juga sama saya latih terus Rifki. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung saya selalu memberikan instruksi per dua kata kepada Rifki , akhirnya Rifki bisa belajar di kelas sesuai kemampuanya , selama ini dia diam karena bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sekarang saya baru menyadari apa yang ada dalam benak Rifki saat itu " dua kata saja ibu "mungkin itulah yang ingin Rifki ucapkan.
Satu pembelajaran dari kejadian Rifki , bahwa segala sesuatu ada penyebabnya , tugas kita sebagai seorang guru mencari sumber penyebab , menentukan treatment yang harus kita lakukan . Tidak ada yang mustahil di dunia ini semua pasti ada jalan keluarnya , tinggal kita bersabar dan tidak menyerah itulah kuncinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar