Pintu Waktu ke Masa Lalu di Ephesus (4) Kumpulan Cerpen Rembulan di Atas Hagia Sophia
Pintu Waktu ke Masa Lalu di Ephesus (4)
“Ini tidak mungkin, Profesor,” ucap Dr. Zara, matanya terpaku pada ukiran kuno di reruntuhan perpustakaan kuno di Ephesus. Cahaya obor menerangi dinding-dinding yang dihiasi ukiran-ukiran rumit. Ukiran itu menggambarkan sebuah pintu, namun bukan pintu biasa. Pintu itu tampak berputar, seolah mengarah ke dimensi lain.
“Apa yang kau temukan, Zara?” tanya Profesor Arkhan, suara tua itu bergetar karena takjub dan gembira dengan temuan Zara.
Profesor Arkhan, seorang arkeolog ternama, telah menghabiskan bertahun-tahun meneliti situs reruntuhan Ephesus ini. Dan penemuan kali ini benar-benar di luar dugaan.
“Saya rasa kita menemukan sesuatu yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan, Profesor” jawab Zara, suaranya bergetar.
Seminggu sebelumnya, tim arkeologi yang dipimpin oleh Profesor Arkhan menemukan sebuah gua tersembunyi di bawah reruntuhan kuno Ephesus. Di sana, mereka menemukan berbagai artefak berharga, termasuk ukiran misterius itu.
Ephesus merupakan kota kuno yang pernah sangat megah dan makmur. Terletak di pesisir barat Asia Kecil, dekat kota Selçuk di Turki modern. Ephesus pernah menjadi pusat perdagangan dan budaya yang penting pada zaman Yunani Kuno dan Romawi. Para arkeolog memperkirakan bahwa Ephesus sudah dihuni oleh manusia sejak sekitar tahun 6000 SM.
Reuntuhan Ephesus adalah jendela ke masa lalu, memungkinkan kita untuk melihat langsung bagaimana kehidupan di zaman kuno. Berjalan-jalan di antara reruntuhan Ephesus, kita akan merasakan seolah-olah sedang berjalan-jalan di kota kuno yang hidup.
“Kau yakin ini bukan hanya imajinasimu, Zara?” tanya Arkhan lagi, setengah ragu.
“Saya yakin, Profesor. Lihatlah detailnya, begitu nyata.” Zara menunjuk pada ukiran tersebut. “Ini bukan sekadar hiasan, ini sebuah peta, sebuah petunjuk.”
Setelah berdiskusi panjang, mereka memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. Dengan hati-hati, Zara mulai mengukur dan menganalisis ukiran tersebut. Beberapa hari kemudian, ia menemukan sesuatu yang mengejutkan. Ternyata, ukiran itu adalah sebuah peta bintang yang sangat akurat. Dan, bintang-bintang yang ditunjuk pada peta itu membentuk pola yang sama dengan posisi bintang-bintang pada malam tertentu di masa lalu.
“Ini adalah sebuah pintu waktu,” ucap Zara dengan yakin.
Profesor Arkhan tertegun. “Kau yakin?”
“Saya hampir yakin, Profesor. Ukiran ini terlalu detail untuk menjadi kebetulan.”
“Benar, ukiran-ukiran ini sangat detail. Dan simbol-simbol ini... aku juga yakin ini adalah kunci untuk membuka sebuah pintu waktu.” ucap Profesor Arkhan bersemangat.
“Tapi Profesor, apa anda yakin ini aman?” tanya Zara lagi, suaranya sedikit gemetar.
“Kita harus berhati-hati, tentu saja. Tapi kesempatan seperti ini tidak datang setiap hari. Kita bisa mempelajari sejarah dari dekat, melihat bagaimana kehidupan di masa lalu,” jawab Profesor Arkhan meyakinkan.
Dengan bantuan timnya, Zara mulai membangun sebuah mesin waktu sederhana berdasarkan petunjuk yang ada di ukiran. Setelah beberapa kali percobaan, mesin itu akhirnya berhasil diaktifkan.
“Siapa yang mau menjadi yang pertama mencobanya?” tanya Zara pada timnya.
“Aku saja,” jawab Arkhan dengan semangat.
Arkhan memasuki mesin waktu dan menghilang dalam sekejap.
"Aku ada di Ephesus, tapi di masa lalu," batin Profesor Arkhan "Lihatlah bangunan kuil-kuil itu. Ini adalah Ephesus pada masa kejayaannya."
Ia berjalan-jalan di antara kuil-kuil kota kuno. Melihat orang-orang berpakaian toga berlalu lalang, mendengar suara pedagang menjajakan barang dagangannya, dan merasakan hiruk pikuk kehidupan di masa lalu.
Beberapa saat kemudian, ia muncul kembali dengan wajah pucat.
“Bagaimana rasanya?” tanya Zara.
“Aku... aku berada di Ephesus kuno,” jawab Arkhan dengan terbata-bata. “Aku melihat Kuil Artemis yang masih utuh dan perpustakaan Ephesus yang megah. Aku mendengar suara orang-orang berbicara dalam bahasa Yunani kuno.”
Ephesus kuno terkenal dengan Kuil Artemis, salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno. Kuil ini sangat besar dan megah, menjadi pusat pemujaan dewi Artemis. Kota ini memiliki pelabuhan yang sibuk, gedung-gedung megah, perpustakaan yang luas, dan teater yang besar.
Celsus Library di Ephesus, Turki, adalah salah satu warisan arsitektur terbesar dari zaman Romawi yang masih dapat ditemukan hingga kini. Keberadaan perpustakaan ini menjadi bukti betapa pentingnya pengetahuan bagi masyarakat Ephesus.
Ephesus menawarkan berbagai macam hiburan bagi penduduknya. Mereka bisa menonton pertunjukan di teater. Secara keseluruhan, kehidupan sehari-hari di Ephesus sangat kaya dan beragam. Kota ini menawarkan kesempatan bagi penduduknya untuk hidup makmur dan menikmati berbagai macam aktivitas.
Zara sangat gembira. Eksperimen mereka berhasil. Mereka telah menemukan cara untuk kembali ke masa lalu.
“Itu adalah petualangan yang paling menakjubkan dalam hidupku,” kata Zara.
“Aku juga, Zara,” jawab Profesor Arkhan “Tapi kita harus berjanji untuk tidak pernah merubah masa lalu. Tempat itu terlalu berbahaya.”
Namun, seiring berjalannya waktu, mereka menyadari bahwa perjalanan waktu bukanlah hal yang sederhana. Setiap perubahan kecil yang mereka lakukan di masa lalu dapat berdampak besar pada masa depan.
Suatu hari, Zara secara tidak sengaja mengubah satu peristiwa kecil di masa lalu. Akibatnya, masa depan menjadi kacau. Penyakit menular menyebar, terjadi kekeringan panjang, dan peradaban manusia hampir hancur.
Zara menyesali perbuatannya. Ia menyadari bahwa perjalanan waktu adalah sebuah tanggung jawab yang besar. Dengan bantuan timnya, ia berhasil memperbaiki kesalahan yang telah ia buat.
“Kita tidak boleh mengubah masa lalu,” kata Zara pada timnya. “Kita hanya boleh mengamati.”
Sejak saat itu, mereka memutuskan untuk menggunakan mesin waktu hanya untuk tujuan penelitian. Mereka menjelajahi masa lalu, mempelajari peradaban kuno, dan mencari jawaban atas misteri-misteri sejarah. Setiap kali mereka kembali ke masa kini, mereka selalu membawa pulang pelajaran berharga.
“Masa lalu adalah guru yang terbaik, tetapi kita harus bijaksana dalam menggunakannya”.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mohon krisannya.