Beberapa saat sebelum terbenamnya matahari yang menandai perhitungan tahun syamsiah/masehi berganti yakni dari tahun 2023 ke tahun 2024, maka mari introspeksi diri. Sudah sampai dimanakah kinerja yang kita lakukan, dan apa sajakah yang sudah kita persembahkan untuk agama, negara dan bangsa? Dalam skala kecil kita bisa flashback ke belakang, dalam hitungan satu tahun ini, apa saja yang sudah diri perbuat untuk meningkatkan kompetensi, baik di bidang literasi, maupun kinerja di kantor dan kegiatan sehari-hari.

Jika sudah belajar mengumpulkan memori sesuai data, barulah kita merefleksi diri, sudah baik kah kinerja kita tahun ini dari tahun sebelumnya, ataukah memiliki nilai yang sama, atau malah sebaliknya, di tahun ini nilai kinerja maupun prestasi yang kita capai berkurang dari tahun lalu. Dengan adanya flashback ke belakang, maka kita tau pencapaian yang kita raih di tahun ini dan bahkan pencapaian tahun lalu. Sehingga kita bisa meng evaluasi apa saja yang perlu di perbaiki untuk tahun hadapan, dan apa saja yang perlu di rubah atau bahkan dihilangkan.

Setelah itu barulah kita menyusun rencana dan langkah yang akan kita ambil untuk masa yang akan datang.

Dengan merefleksi dan meng evaluasi segala yang sudah kita capai maupun apa yang belum dicapai, maka mudah bagi kita menentukan arah dan kebijakan untuk langkah di tahun berikutnya. Sehingga kesalahan - kesalahan yang terjadi saat ini, dapat diminimalisir .

Jika ternyata di tahun ini, ada beberapa perolehan yang membanggakan, ucap syukur kepada Allah Subhanahuwata'ala, semua karena petunjuk dan rahmat dari-Nya. Jangan lantas berbesar hati lalu merasa diatas angin, dan memandang remeh orang lain karena prestasi yang kita miliki, na'udzubillaah. Tentunya perolehan penghargaan dan prestasi itu akan memicu perolehan penghargaan dan prestasi di tahun yang akan datang. Bukan malah merasa cukup dengan prestasi yang ada lalu stagnan tidak mau berbuat dan berkarya lagi, hingga berakibat fatal, yakni prestasi yang menurun dan bahkan hilang.

Namun jika di tahun ini ada beberapa karya yang tidak diapresiasi maka bersabarlah, yakinlah semua itu dalam rangka perbaikan diri dan peningkatan kapasitas diri yang rasanya sedikit kurang nyaman di hati. Ibarat meminum segelas jamu yang rasanya kurang enak, tapi memiliki manfaat yang bagus bagi tubuh kita. Maka jangan sampai karya-karya yang tidak diapresiasi itu membuat kita "mutung" atau putus asa, dan berhenti berkarya. Yakinlah pada suatu saat karya-karya mu akan mendapatkan tempat dan penghargaan serta posisi terbaik.

Yakinlah dengan moto "Menuliskan dan berkaryalah terus, hingga suatu saat tulisan dan karyamu akan menemui takdir terbaiknya", jika tidak sekarang ya tahun depan, jika setahun berkarya belum juga mendapatkan apresiasi, lanjutkan terus dan terus berkarya, hingga Tuhan yang Maha Melihat tidak akan berdiam diri dan lalu akan menggerakkan hati-hati yang tertidur untuk bangkit dan memberi apresiasi.

Yakinkan diri, bahwa apapun yang kita lakukan demi kemajuan peradaban di bumi Nusantara ini, niscaya Allah Subhanahuwata'ala akan memberikan ganti terbaikNya. Tidak dalam bentuk materi saja akan tetapi berbagai bentuk pengembalian yang jika kita takar tidak sebanding dengan yang kita kerjakan. Insya Allah.

Maka, wahai diri, mari terus berkarya dan menginspirasi bagi generasi penerus, tanpa harus menunggu komando dan apresiasi. Tanpa diapresiasi pun berkarya jalan terus.

Bismillaah wal Hamdulillaah.

Profil penulis

Illah Nafilah,S.Pd

Kepala Sekolah SD Negeri 021 Berapit kecamatan Seberida kabupaten Indragiri Hulu Riau.

Fb. Bunda Nafilah

IG. Bunda Nafilah

Wa. 085265088877

Email . [email protected]