Illah nafilah,s.pd

Berusahalah tuk menjadi lebih baik setiap hari...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bentengi Anak-anak Kita

Bentengi Anak-anak Kita

Bentengi Anak-anak Kita

Oleh : Bunda Nafilah

Akhir-akhir ini begitu banyak dan santer diberitakan tentang asusila yang dilakukan oleh kawula muda di negara kita. Sangat miris dan memprihatinkan, jika anda ikut membacanya. Bagaimana tidak, ratusan pelajar SMP dan SMA di beberapa kota di pulau jawa, memohon dispensasi menikah dini karena sudah hamil duluan, Astaghfirullaahal'adziim 😭😭😭.

Jika sudah seperti ini, kemana kita mengadu?

Lalu siapa yang bertanggung jawab?

Adakah yang perlu di persalahkan?

Bagaimana tanggung jawab pemerintah dalam hal ini? Bukankah semua yang terjadi di tengah-tengah masyarakat itu tanggung jawab mereka? Namun dalam hal ini sepertinya mereka tutup mata dan pura-pura tuli.

Jika kita melihat kebelakang, sebetulnya benar lah berita yang beredar, yang menyatakan bahwa telah terjadi skenario pelemahan dan pembodohan generasi penerus terutama di Indonesia, dengan tujuan agar mereka kembali dapat menjajah negara ini. Salah satunya adalah skenario adanya penyakit yang mudah menular dan bangsa kita sudah dua tahun merasakannya.

Menjajah?

Adakah penjajah di zaman ini?

Tentu saja ada dan banyak malah. Salah satunya penjajahan melalui penggunaan gawai. Adanya game-game yang diciptakan yang jika dimulai memainkannya akan membuat pemainnya lupa waktu dan ketagihan. Hal ini tentu saja dapat menurunkan etos kerja serta kedisiplinan.

Belum lagi mudahnya akses berbagai aplikasi yang berisi pornografi yang berbungkus stiker, emoji, aminasi, gambar kartun, dan masih banyak lagi jenisnya. Hal ini tentu saja mengubah arah pemikiran generasi muda kita.

Kerena di usia mereka berada di masa pubertas yang merupakan masa transisi, mereka memiliki sifat selalu ingin tau dan ingin mencoba. Apalagi jika sudah sering melihat dan terbiarkan, tanpa ada pengawasan dan pencegahan dari orang tua, maka terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan itu.

Namun kini bukan saatnya mencari kambing hitam, mencari siapa yang salah dan bertanggung jawab atas terjadinya kemerosotan moral dari sebagian generasi muda kita. Akan tetapi mari kita bersinergi untuk mencegah mereka, generasi muda yang belum "rusak" dan masih "utuh", agar mereka dapat mencapai garis finish dari tujuan dan cita-cita hidupnya.

Sinergi antara orang tua, guru, dan pemerintah untuk memberi batasan dan sanksi, serta mengatur waktu penggunaannya, merupakan salah satu langkah kita dalam menanggulangi dan mengurangi kenakalan remaja.

Selain itu ada hal yang paling penting melebihi sinergitas kita, yakni mengajarkan dan mendidik generasi muda untuk kembali dekat dengan ajaran agama. Merangkul mereka yang sudah terlanjur "rusak" untuk kembali ke jalan yang benar dan ikut serta dalam berkegiatan ditengah masyarakat. Sehingga, dengan demikian mereka yang sudah terlanjur, dapat kita beri pemahaman dan jalan kesadaran, dengan sinergi dari berbagai pihak itu.

Keluarga memiliki peran yang teramat penting dalam "meluruskan" kembali anak-anak yang sudah terlanjur salah jalan. Selain itu pemerintah melalui dinas sosial dan lembaga keagamaan yang ada di dalamnya, juga memiliki andil yang jauh lebih besar untuk meluruskan kembali masalah ini. Namun sepertinya semua ini belum berlangsung maksimal dan masih sangat kurang dijalankan.

Mari kita bersama-sama menyadari bahwa bahaya besar tengah mengancam keberlangsungan moral dan akhlak generasi kita. Oleh karena itu, sekali lagi, marilah kita tingkatan dan tanamkan sejak dini, ketaqwaan kepada Allah Subhanahuwata'ala, Tuhan Yang Maha Esa, dimulai dari keluarga kecil kita. Dengan demikian, jika setiap keluarga sadar akan hal ini, dan menjalankan perannya dengan baik, Insya Allah, kehancuran ini bisa kita atasi. Lalu masyarakat akan kembali hidup tentram tanpa harus dibayangi ketakutan akibat teknologi ini.

Walloohu A'lam.

Titian Resak, 10 Februari 2023

Profil Penulis

Penulis bernama Illah Nafilah,S.Pd lahir di Indramayu, pada tanggal 22 Maret 1974. Saat ini berdomisili di desa Titian resak Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau dan bertugas sebagai kepala sekolah di SD Negeri 021 Berapit.

Penulis telah memiliki buku solo sebanyak 7 judul antara lain "Ajarkan Aku Menjadi Istri Idaman" (Mediaguru) "Aku Tersungkur di HadapanMu" (Mediaguru), "Bingkai Rindu Sakura ku" (Mediaguru), "Pantun Mutiara Indragiri Hulu"(Mediaguru), "Di Pintu Taubat" (Perruas), "Asiknya Menyanyi Lagu ASEAN" (RK), dan "Ku Relakan Hidup Tanpa Rahim" (Mediaguru).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post