GATOT
GATOT (Pentigraf 148)
Oleh Ketut Widiastawa
T641#H19
Gatot lagi ambisi mendapatkan Santi, gadis tetangganya. Siang malam dia selalu rajin berkunjung ke rumahnya. Ada-ada saja alasannya untuk bisa bertemu dengan Santi. Pinjam koreklah. Cari ayam jagonya yang lepaslah. Pinjam pisaulah. Seabreg alasan lainnya yang sulit dibantah.
Rasa cinta Gatot tampaknya sudah tak dapat dibendung. Usianya yang sudah kepala tiga mendorong hatinya untuk segera menikah. Orang tuanya juga selalu mengingatkan bahwa sebaiknya Gatot cepat menikah.
Sore itu Gatot tumben merias diri. Pakaian yang dikenakan juga necis. Serba baru dan wangi baunya. Berkali-kali dia pandangi wajahnya di depan cermin. Lalu dia tinggalkan cermin dengan senyum yang masih membekas. Langkah nya dipercepat. Tujuannya hanya satu. Dia ingin segera mengungkapkan rasa cintanya pada Santi. Hatinya sudah bulat untuk meminangnya. Begitu akan memasuki pintu gerbang rumah Santi, langkah Gatot dicegat. "Jangan masuk, Santi lagi dilamar oleh orang kota kaya raya", kata pria berbadan kekar, yang ternyata saudara Santi. Sesuai namanya, Gatot lagi-lagi gagal total. Cintanya bertepuk sebelah tangan.
TAMAT
Bangli, 9 Oktober 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar