AYAM (Pentigraf 114)
AYAM (Pentigraf 114)
Oleh I Ketut Widiastawa
T577#H18
Sepi rumahku. Tak ada siapa. Hanya ada suara ayam yang saling bersahutan. Suara tokek hanya sewaktu-waktu. Suara Brown anjing kesayanganku biasanya kadang-kadang saja. Itupun jika ada tamu yang datang ke rumahku. Gonggongan Brown sangat menakutkan. Tapi jika tak ada yang bertamu, biasanya dia tertidur tenang.
Ada sekira 100-an ekor ayam kampung peliharaanku. Semua pejantan tangguh. Hanya 5 ekor yang betina. Semua ayam kukandangkan. Aku tak suka jika ayamku tiba-tiba naik ke rumahku atau masuk kamarku. Terlebih BAB di lantai rumah. Yang paling memalukan jika ayamku sampai mengganggu kenyamanan rumah tetanggaku.
Sore itu matahari telah separuh lebih masuk peraduan. Langit memerah saga. Ayam-ayamku tiba-tiba ribut. Padahal beberapa saat yang lalunya aku beri pakan. Aku segera mendekati hewan piaraanku. Sesampainya di kandang, Aku terkejut. Semua ayam keluar kandang. Rupanya aku lupa menutup pintu kandang. "Putu, tolong! Ayamnya lepas." panggilku pada anakku.
Bangli, 4 Februari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hehhe..efek apa ayo...salam
Kira2 apa bunda. Terima kasih. Salam sukses.
Salam literasi
Terima kasih bunda. Salam literasi jg.
Aduh apes ni, Pak.
Ya, Bunda. Terima kasih. Salam literasi.
hehe... lupa pintu ditutup. jdi pda kabur lgi ya pak... salam literasi
Ya Pak Siswandi. Terima kasih kunjungan nya.