'Cerai'
#tagur 21#14nov2020
Menatap lesu mobil yang berjalan beranjak dari hadapanku, seakan ikut membawa sebagian ruh ku bersamanya. Tidak kuasa untuk menahan buliran air mata ini turun di pipiku yang dingin. Semua tidak akan sama lagi kedepan, luka ini terlalu dalam untuk di obati. Keegoan menghancurkan apa yang selama ini aku bangun dengan susah payah.
"Aku ingin bercerai," ujarnya, tanpa menatap padaku. Kata-kata itu sangat ampuh untuk membuat ku terhenyak tanpa tahu harus berkata, apalagi berbuat apapun. Aku tahu dia tidak membutuhkan jawabanku, walau satu pertanyaan hadir di hatiku yang mungkin tidak akan pernah terjawab, mengapa?
Pernikahan ini memang tidak akan berjalan dengan baik, harusnya aku akui itu dari awal pernikahan kami. Perjodohan konyol yang tidak akan pernah berakhir seperti cerita novel romantis picisan. Terlalu banyak hal diantara kami yang menjadi jurang, yang teramat sulit untuk kami seberangi. Karena hatinya tidak pernah ada untukku sejak awal perjodohan ini. Ada orang lain yang telah lebih dulu mengisi hatinya dengan sangat indah, dan itu bukan aku.
Bumingalau,nov 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi
Terimaksih pak...Belajar bikin pentigraf...ternyata asyik juga...he.he
Keren bund
Ide cerita yg bagus. Ayo bu tetap semangat. Sudah saya follow ya.
Iya ibu robingah..terimakasih yaaaaaa
Tetap semangat bunda,izin sdh aku follow,salam kenal
Terimaksih buk Henny. Ike follow balik yaaa