Ika Kurniawati, S.Pd.

Tidak semua orang fasih berbicara secara terbuka, biarkan dia khidmat merangkai aksara dan ku bebaskan engkau untuk mengeja rasa dan mengurai makna. Lahir dan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
TENTANG AYAH
Ilustrasi by http://sobponsel.blogspot.com

TENTANG AYAH

Suara langkah kaki mendekat. Tak lama suara khasnya terdengar menyuruhku bangun pagi agar tidak terlambat sekolah. Saat aku mandi, Ayah bergegas membuat sarapan dan menyiapkan bekal. Ibu sedang memandikan kedua adikku. Rumah ini harmonis sekali, kedua orangtuaku saling bekerjasama. Cintanya pada Ibu membuatnya menjadi sosok pelindung yang sempurna dimataku.

Ketika Ibu melahirkan yang keempat, rutinitas Ayah semakin padat. Kulihat setiap hari wajah ayah penuh suka cita. Tidak sekalipun mengeluh ketika kesempatan itu ada. Kesibukan di proyek tidak lantas membuat Ayah lalai pada kami. Hal yang tak lekang dari ingatan adalah perlakuan istimewa pada Ibu. Soal baju kotor, Ayah bisa memanggil jasa cuci namun khusus baju Ibu, Ayah sendiri yang mencucinya. Perkara makan untuk aku dan adik di pesankan, tapi khusus untuk Ibu, Ayah berbelanja dan masak sendiri. Suatu hari aku bertanya apakah alasannya. Ayah berkata cintanya pada Ibu luar biasa. Ayah besyukur karena Ibu mau menerimanya apa adanya. Berjuang mendampingi saat Ayah tidak punya apa-apa. Maka sudah sepantasnya Ayah akan berusaha membahagiakan Ibu sekuat tenaga. Terlebih Ibu sudah berjuang melahirkan keempat anaknya. Sungguh beruntung aku memiliki Ayah yang bertanggung jawab.

Luka bekas sayatan operasi ini masih terasa perih. Baru kemaren aku pulang dari rumah sakit setelah melahirkan putriku. Terdengar langkah yang kurindukan. “Nok ayo bangun mandi, nanti lekas sarapan”. Aku mengintip dari balik selimut, melihat Ibu tersenyum di depan kamar saat Ayah membangunkanku. Ibu bilang sedari subuh Ayah semangat pergi ke pasar berbelanja lalu masak spesial untukku. Aku memang menjalani cuti melahirkan di kota kelahiranku. Ibu sering berkata tidak peduli usia berapapun bagi orangtua, anak tetaplah anak. Dimata mereka sering kami tak ubahnya gadis dan lelaki kecil yang masih asyik berlari dan bermain. Sama halnya bagi Ayah, aku yang sudah punya suami dan anak bagi Ayah aku tetap gadis kecilnya.

Malam minggu ini aku asyik menikmati film bersama suami. Liburan kali ini kunikmati pulang ke kotaku. Putri kecilku yang sudah masuk SD nampak tertidur pulas. Jam berdenting sembilan kali, muncul Ayah menghampiri. “Nok sudah malam, lekas bobok”. Suamiku hanya tertawa sambil membawa segelas teh hangat dari dapur. Kebiasaan Ayah masih sama mengingatkan aku harus begini tak boleh begitu. Namun justru itu yang selalu kurindu. Dahulu pertama kali hidup di rantau. Pagi pertama menunggu suaranya tidak kunjung terdengar membuatku meneteskan airmata rindu.

Ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya. Di balik kesederhanaanya bagiku Ayah luarbiasa. Sosok setia bagi pasangannya. Ayah selalu berpesan untuk menjaga kejujuran di mana saja berada. Jangan pernah takut menyuarakan kebenaran meski sendirian. Jika memang sayang dan cinta pada keluarga tentulah akan berusaha mencari rezeki yang halal. Dunia ini penuh bujuk rayu. Hanya karena mengejar kehormatan di mata manusia kita terkadang berani mengotori hati di hadapan sang pencipta. Gelar, pangkat, jabatan, kekayaan apapun di dunia ini tidak ada harganya sama sekali di akhirat nanti apalagi dicapai dengan cara kotor.

Perjuangan lelaki yang ingin membahagiakan keluarganya. Menjaga sekuat tenaga di dunia dan di akhirat. Sosok yang kucintai dan kukagumi. Gawaiku berdering, terlihat wajah yang kurindu. Ayah bertanya apa aku sudah berangkat. Ayah mengingatkan agar aku berhati-hati di jalan, jangan jajan sembarangan dan tidak lupa membawa bekal. Aku tersenyum, Ayah masih seperti yang dulu. Riang kujalani hari-hariku. Belajar dari Ayah untuk menjadi tangguh. Besyukur apapun keadaannya serta ikhlas menjalani peran di dunia. Terdengar gelak tawa putriku bersama Ayahnya. Semoga cerita indah juga di milikinya. Dunia tentang gadis kecil dan Ayah sang cinta pertamanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siip Bu mantap luar biasa lanjut salam literasi dan sukses selalu

26 Jul
Balas

Terimakasih Bu Rini, Salam Sukses dan Salam Literasi

26 Jul

Tabikkk buat ayah ...

26 Jul
Balas

Terimakasih Mbak Nina

26 Jul



search

New Post