PENJOR DALAM GALUNGAN
sehari sebelumnya semua mulai mempersiapkan, yang laki mulai mencari bambu lengkap dari batang sampai ujungnya yang melengkung, mencari "plawa", mencari "ambu"=daun aren muda, di hari selasa pekerjaan pun dimulai. kepala keluarga biasanya "ngelawar" (membuat makanan segala bentuk dari daging babi/ayam) yang permpuan biasanya ibu membuat banten, canang dan sekaligus mempersiapkan "sampian penjor". laki yang masih muda maupun belum menikah biasanya bertugas mengerjakan "Penjor". Penjor yang berasal dari batang bambu, dihiasi dengan aneka variasi bentuk dari "ambu", Janur, maupun "Plawa" tampak estetik yang merupakan simbol dari Naga Ananta Boga secara keyakinan Hindu. dengan mulut naga disimbolkan sanggah yang juga penuh hiasan dan ekor nya yang menjulang ke atas dan melengkung ke bawah di ujung bambu berhiaskan "sampian". pada tub uhnya sisik naga terbuat dari lengkungan "ambu" dan di pasangkan pala bungkah pala gantung sebagai wujud syukur dari berkah yang diterima. setelah selesai Penjor pun akan di tancapkan di sebelah kanan Pintu rumah. inilah sebuah pertanda umat Hindu di bali mulai mengawali hari raya Galungan. Galungan sebagai sujud kemenangan dalam kehidupan sekaligus secara konsisten mempertahankan budaya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya. Salam literasi!
baru mencoba pak..mohon dibimbing