Rapor Pendidikan Indonesia
#TantanganGurusiana
Tantangan hari ke-100
Rapor Pendidikan Indonesia telah hadir. Ia sebagai hasil dari Asesmen Nasional (AN) beberapa waktu lalu. AN terdiri atas asesmen kompetensi minimum (AKM), survey karakter (SK), dan survey lingkungan belajar (SLB). Ketiga ranah tersebut berfokus pada evaluasi kompetensi literasi dan numerasi, karakter, dan pendukung pembelajaran yang efektif bidang lingkungan belajar. AKM dan SK dilaksanakan oleh siswa. Sedangkan SLB dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru. Dari ketiga yang dievaluasi tersebut diharapkan menghasilkan data nyata keadaan mutu pendidikan Indonesia saat ini. Yang akan dilaporkan kepada lembaga sekolah dan dinas pendidikan di daerah masing-masing.
Hasil analisis AN yang dituangkan di Rapor Pendidikan Indonesia memiliki beberapa tujuan. Pertama, untuk membantu satuan lembaga pendidikan dan dinas pendidikan menyampaikan hasil capaian pendidikan. Selain itu juga menemukan dan mencarikan masalah yang sedang terjadi di dunia pendidikan tersebut. Kedua, untuk mengkaji dan merefleksi yang telah dilaksanakan satuan pendidikan dan dinas pendidikan sehubungan dengan dunia pendidikan. Ketiga, untuk melakukan tahapan-tahapan perbaikan dan pembenahan atas masalah yang terjadi dalam pendidikan dengan berbasis data. Yang kurang akan dibenahi dan yang melenceng dari harapan diperbaiki.
Rapor Pendidikan Indonesia digunakan untuk mengetahui peningkatan capaian pendidikan dari tahun ke tahun. Sehingga akan ditemukan pola apakah pendidikan semakin meningkat atau tidak. Dalam proses penilaian tersebut, dicari akar permasalahannya. Inilah yang disebut dengan hal yang tidak diharapkan. Selanjutnya, dilakukan refleksi atas tindakan dan ketetapan yang dilakukan dalam pembelajaran. Yang selanjutnya dibahas bersama dengan seluruh unsur pemangku pendidikan. Di sini akan tampak permasalahan yang tidak sama antar satuan pendidikan dan dinas pendidikan. Nah! Inilah yang harus diselesaikan menuju pendidikan Indonesia yang bermutu.
Rapor Pendidikan Indonesia bukanlah alat untuk memvonis. Seperti mencari dan menghukum siapa yang telah salah melaksanakan tugas dan wewenangnya. Juga bukan untuk merangking satuan pendidikan dan dinas pendidikan daerah. Misalnya, sekolah A hasil Rapor Pendidikan Indonesianya paling bagus. Maka Ia sebagai rangking 1 di daerah tersebut. Ini keliru besar. Selain itu, bukan untuk membandingkan pencapaian antar satuan pendidikan. Walaupun terpampang jelas bahwa sekolah B pencapaiannya jauh di atas sekolah C. Ini tidak bisa dibanding-bandingkan. Ingat! Rapor Pendidikan Indonesia sebagai data nyata untuk memperbaiki pendidikan Indonesia. Tahapannya yaitu identifikasi, refleksi, dan benahi.
Bagaimanakah Rapor Pendidikan satuan pendidikan anda? Untuk mengetahuinya, segera merapat ke kepala sekolah dan operatornya! Buka browser dan ketik htpps://raporpendidikan.kemdikbud.go.id/app
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih ulasan yg memberikan pencerahan semoga bermanfaatSalam kenalSalam literasi