IMAM GHAZALI

Penulis Sedehana asal Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web
MERDEKA BELAJAR: APA DAN SIAPA?
sumber Foto: www.tvone.com

MERDEKA BELAJAR: APA DAN SIAPA?

MERDEKA BELAJAR: APA DAN SIAPA?

#TantanganGurusiana

Tantangan hari ke-18

Gaess, Mendikbud Bapak Nadiem Anwar Makarim menjabarkan tentang konsep “Merdeka Belajar”. Penjabaran ini disampaikan beliau dalam pidato memperigati Hari Guru Nasional (HGN). Tepatnya Senin (25/11/2019) di Plaza Insan Berprestasi Jakarta. Dia menyampaikan bahwa merdeka belajar yaitu unit pendidikan sekolah yang warganya (kepsek, guru, tenaga kependidikan, dan murid) memiliki kebebasan berinovasi, belajar mandiri, dan kreatif.

Dari uraian di atas, siapa yang harus merdeka belajar? Dalam uraian arti merdeka belajar, disebutkan unit pendidikan sekolah. Isinya yaitu kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik. Jelaslah mereka itulah yang harus merdeka belajar. Bukan hanya guru dan peserta didik saja. Tenaga kependidikan (Tata usaha, petugas perpus, petugas laboratorium, petugas ruang multimedia, BK, cleaning service, dan petugas kantin sekolah) harus merdeka belajar juga. Semuanya saling aktif bekerjasama dan sama-sama bekerja mensukseskan merdeka belajar. Jika semuanya bergerak satu tujuan, maka konsep merdeka belajar yang dikeluarkan oleh kemendikbud, sukses.

Selanjutnya, apa sajakah bentuk merdeka belajar itu? Mari kembali lagi ke definisi merdeka belajar. Unsur-unsur aktifitasnya yaitu kebebasan berinovasi, belajar mandiri, dan kreatif. Ketiga aktifitas tersebut harus dilakukan warga sekolah. Kebebasan berinovasi untuk guru seperti menciptakan inovasi pembelajaran. Hal ini berhubungan dengan media pembelajaran. Media yang digunakan jangan hanya itu-itu saja. Guru harus menciptakan media yang dapat mempermudah proses belajar mengajar (PBM). Sehingga PBM menjadi aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan inovatif. Peserta didik menjadi termotifasi untuk mengikuti PBM. Mereka benar-benar disuguhkan PBM yang menarik dan berkualitas. Efeknya, tercapailah “Student Centered”. Sejalan dengan hai ini, guru juga harus rajin membuat penilaian tindakan kelas. Karena sebagus apapun media pembelajaran jika tidak diteliti, maka tidak akan diketahui sukses atau tidaknya. Lagi-lagi guru harus berinovasi.

Selain berinovasi dalam media pembelajaran, kelas juga harus diinovasi. Tempat duduk jaman abad 19 harus ditinggalkan. Marilah jadikan kelas dengan abad 21. Ruangan kelas jangan putih suci. Namun, buatlah semeriah mungkin. Warna cat tembok dengan warna ceria. Hasil-hasil belajar peserta didik di pajang. Pojok baca kelas terbentuk dengan menyenangkan. Sehingga menjadi daya Tarik peserta didik untuk mengunjunginya. Semua peralatan dan perlengkapan di tata dengan menarik. Peralatan soundsystem benar-benar berfungsi dengan memuaskan. Sirkulasi udara yang memadai. Minimal kipas angin tersedia. Sehingga peserta didik tidak gerah ketika berada di kelas. Kebersihan kelas terjaga dengan baik. Peralatan kebersihan tersedia dengan memuaskan. Selain hal tersebut, masih banyak inovasi kelas yang bisa dilakukan. Sekarang tergantung kepada guru masing-masing. Karena inovasi masing-masing guru berbeda. Jika inovasi kelas sudah dilaksanakan, maka warga kelas (guru dan peserta didik) akan betah dan senang di dalamnya. Layak disebut Kelasku surgaku.

Untuk sekolah yang memiliki jaringan internet, guru juga harus berinovasi adanya jaringan tersebut. Gunakan untuk proses belajar mengajar. Misalnya dengan menampilkan video pembelajaran secara langsung dari Youtube. Penggunaan Classroom dari google benar-benar dimaksimalkan. Selain itu, aplikasi pembelajaran di playstore digunakan dalam tugasnya. Sehingga menjadi guru yang sesuai jaman.

Dari sisi mandiri, guru tidak hanya belajar materi dari buku yang ada. Melainkan mencari dari sumber yang lain. Seperti internet, perpustakaan, KKG atau MGMP, dan teman sejawat. Carilah materi dari beberapa sumber tersebut. Ini dalam rangka guru menguasai dan mahir mater yang disampaikan di kelas. Selain materi, pengembangan keprofesian guru juga harus mandiri. Guru tidak hanya menunggu perintah tugas untuk diklat dari pihak sekolah dan dinas. Namun, ikutilah diklat secara mandiri. Berbayar tidak jadi masalah. Ini semua demi pengembangan diri. Jika guru berkualitas, maka peserta didik akan berkualitas juga. Selain diklat, guru bisa juga mengembangkan diri melalui kompetisi. Seperti saat ini yang sudah ada yaitu perlombaan di Kesharlindungdikdas. Diluar itu juga bisa dilakukan guru untuk mandiri, seperti kegiatan komunitas guru. Salah satu contoh Mediaguru.id. Adanya tantangan menulis 30 hari sebagai sebuah pengembangan diri mandiri. Guru dilatih untuk menjadi menulis yang bagus. Menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan.

Berikutnya kita menuju ke kreatif. Satu cara mudah yang bisa dilakukan yaitu kreatif dalam pengembangan literasi sekolah. Guru beserta warga sekolah lainnya memanfaatkan dan menciptakan lingkungan sekolah menjadi literasi sekolah yang berkualitas. Tidak ada sejengkalpun lingkungan sekolah yang luput dar literasi sekolah. Semua berliterasi dalam rangka menciptakan sekolah yang literat.

Bagaimanakah merdeka belajar untuk peserta didik? Pertama, pepustakaan dimanfaatkan sebaik mungkin. Jadikan tempat untuk mencari ilmu selain di kelas. Atas dasar kemauan sendiri untuk memperkaya khazanah ilmu, perpustakan adalah kelas ke-2 setelah kelas biasanya. Selain pengayaan materi yang diajarkan di kelas, materi lainnya juga didalami. Sehingga slogan rajin pangkal pandai benar-benar terwujud. Selain perpustakaan, fasilitas internet digunakan secara maksimal. Peserta didik tanpa diperintah oleh guru, browsing dan download materi-materi pelajaran di kelas. Kegiatan kesiswaan juga digalakkan. Semua dilaksanakan atas dasar kesadaran diri. Setiap kegiatan sekolah, maka peserta didik langsung ambil bagian tanpa menunggu perintah. Misalnya kegiatan peringatan maulid nabi Muhammad SAW. Peserta didik diatur sedemikian rupa. Sehingga mereka mendapatkan tugas masing-masing. Guru hanya memfasilitasi dan mengarahkan. Semua acara diisi oleh peserta didik. Dari uraian tersebut jelas bahwa peserta didik merdeka belajar.

Bagimanakah merdeka belajar untuk tenaga kependidikan? Saya ambil contoh cleaning service. Menggalakkan program Toiletku bersih. Peserta didik diajari tatacara membersikan toilet dan kamar mandi yang benar. Bukan hanya cleaning service yang merdeka belajar. Seluruh elemen di unit sekolah harus merdeka belajar. Bukan zaman lagi sekolah tidak merdeka belajar.

Itu saja gaess

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap. Merdeka belajar yaitu unit pendidikan sekolah yang warganya (kepsek, guru, tenaga kependidikan, dan murid) memiliki kebebasan berinovasi, belajar mandiri, dan kreatif.

12 Feb
Balas

Yuk bersamasama merdeka belajar untuk pendidikan Indonesia yang maju berkelanjutan

12 Feb

Mari bersama2 merdeka belajar bpjk ibu yg dirahmati Allah SWT.

11 Feb
Balas

Bagus pak!

11 Feb
Balas

Mantap pak imam, izin berbagi tulisan nya, terimakasih. Salam literasi

11 Feb
Balas

mantap pak, lanjutkan

11 Feb
Balas

Luar biasa pak..

11 Feb
Balas

Mantap Pak. Sukses selalu ya Pak

11 Feb
Balas

Keren, terimakasih utk tulisannya yg menambah wawasan...

11 Feb
Balas

keren!

11 Feb
Balas

Kereeeen. Semoga semua warga sekolah bisa menerapkan program merdeka belajar seperti yang dicanangkan oleh Mas Menteri. Terima kasih, Pak sudah berbagi pandangannya.

11 Feb
Balas

mantap Pak terima kasih infonya semoga bermanfaat...

12 Feb
Balas



search

New Post