TUT WURI HANDAYANI
#Tagur Hari Ke-22 (2)
TUT WURI HANDAYANI
Oleh: Ika Iffah Ilmiah
Kak, Kakak!. Mama, "Tut Wuri Handayani", ya. Sengaja judul itu saya pilih karena lomba bulan Januari 2022 ini sangat berbeda bagi dia. Nyaris tak mengirim naskah, nyaris karena tak ada waktu katanya, nyaris karena harus beradaptasi dengan jadwal baru, dan nyaris karena dia hampir jenuh. Saya pun tak mau memaksa. Namun, tekad, semangat dan orientasi ke depan tetap dijadikan sandaran baginya untuk belajar dan menjaga konsistensi.
Pagi itu, seperti biasa. Dia mengetahui lomba menulis telah dipublikasikan dengan tema yang sungguh menginspirasi. Ya, dia harus berbagi tentang makna impian di tahun ini. Impian yang ada di angan dan akan dia wujudkan.
Satu hal yang sungguh diluar ekspektasi saya. kali ini dia mengambil jenis tulisan opini. Saya tidak pernah mengajarkan itu. Namun, saya yakin gurunya di madrasah yang memberikan materi itu. Terima kasih, pak guru!. Kaulah yang mendampingi dia saat dia tak ada di samping kita. Ya, karena sang sulung ada di ma'had. Dia belajar untuk mandiri seperti yang dia tuliskan pada naskah lomba kali ini.
Dia memberikan wawasan secara menyeluruh tentang banyak hal. Terutama point plus saat dia di ma'had. Belajar mandiri, berkomunitas dengan teman yang saling menyayangi dengan tulus, empati tanpa batas, tak ada sekat dan ruang yang terbentuk. Itulah yang menjadi alasan sang sulung betah di ma'had.
Dia pun menceritakan bagaimana teman-teman membantu kesulitannya. Teman-teman yang menginspirasi dalam kebaikan. Seperti puasa berjamaah, tentunya dibarengi dengan sahur dan berbuka dengan bahagia. Teman-teman yang saling mengingatkan dengan tutur kata kasih sayang. Teman-teman yang berlantun dengan senyum rasa.
Dalam tulisannya, dia pun berbagi banyak hal tentang cara hidup bersama. Duduk berceloteh dan bersenda gurau. Saling memberikan pengaruh positif sehingga jauh dari orang tua tidak begitu terasa. Salat berjamaah, tambahan ilmu keagamaan di malam hari, dan tambahan ilmu sains untuk persiapan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur tulis, UTBK.
Kisah yang tak kalah menarik adalah intensitas dia di kelas. Hampir 24 jam dia betah di kelas. Gimana mau ndak betah, la wong ruangan kelas dan kamarnya masih ada dalam satu lokasi alias bersebelahan, hehe. Kelas menjadi pilihan favorit bagi beberapa siswa di sana.
Pesan kami, baik-baik di sana, ya Nak. Doa kami selalu membersamaimu. Bukan kami tak sayang padamu. Namun kami sedang membelajarkan hidup yang sesungguhnya. Agar kamu menjadi lelaki yang bertaqwa, sabar, dan tangguh. Sebagai bekalmu mengarungi kehidupan nyata kelak.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga... Aamiin
Amin ya Rabb