Filosofi Anak Tangga
#Tagur Hari Ke-136 (365)
oleh: Ika Iffah Ilmiah
Filosofi anak tangga. Ada banyak kisah dan keletihan saat kau menapakinya. Ada banyak cerita dan cinta yang kau korbankan. Karena anak tangga selalu berderet vertikal. Saat kau menuju puncak ada keletihan yang membuncah. Namun keletihan menjadi sirna saat kau menapakinya dengan keikhlasan. Seketika kau takjub dengan capaian itu. So, lakukanlah dengan riang, ikhlas, dan istiqomah.
Ada banyak cara untuk menuju ke puncak. Manusia tinggal menentukan estimasi pilihannya. Dengan cara baik atau buruk, itu hak prerogatif setiap personal. Namun, yakinkah kamu bahwa KECURANGAN LANGKAHMU akan kekal? Karena setiap anak tangga memiliki hakekat nurani yang berbeda. Tergantung ketajaman insting kita masing-masing. Semakin ke atas, nurani harus ditangguhkan.
Bismillah. Banyak kalimat baik yang mampu meneguhkan nurani. Banyak kalimat baik yang mampu menginspirasi. Kalimat baik menjadi pelecut diri saat kau terhenti di satu titik anak tangga. Dan inilah mereka dengan semua praktik baiknya. Hingga mereka pun mampu BICARA dalam "KATA" mereka:
** Dunia yang hina ini diberikan kepadamu untuk sementara. Tersedia sebuah tangga yang dengannya engkau dapat bercita-cita (Jalaluddin Rumi)
** Tuhan telah memasang tangga di hadapan kita, kita harus mendakinya setahap demi setahap (Jalaluddin Rumi)
** Indera duniawi adalah tangga menuju dunia lain. Indera religi adalah tangga menuju surga (Jalaluddin Rumi)
** Kalau Tuhan tidak menjadikan perhambaan dan perbudakan, tentu tidak akan timbul keinginan hendak mengejar kemerdekaan. Memang kalau tiada kesakitan, orang tidak akan mengejar kesenangan. Oleh karena itu tidak keterlaluan jika dikatakan bahwa sedih dan pedih adalah tangga menuju kejayaan (Buya Hamka)
** Lama memang, tapi itu caranya. Semua harus dilewati seperti anak tangga. Satu-persatu, jangan lompat-lompat karena jika melompat kemungkinan terpelesetnya tinggi (Choirul Tandjung)
** Tidak mungkin anda naik ke lantai 2 tanpa anak tangga. Jangan membuat rumusan tujuan tanpa tangga, karena semakin sering anda tidak dapat merealisasikan tujuan, akan membuat gairah anda berkurang dan terasa menyakitkan (Emil Zatopek)
** Anda tidak dapat mendorong siapapun naik tangga kecuali dia siap untuk memanjat dirinya sendiri (Andrew Carnegie)
** Kesuksesan seseorang. Pada umumnya direalisasikan bukan oleh perubahan nasib yang mendadak. Melainkan dari langkah yang sederhana. Secara terus menerus menapaki tangga kemajuan (Andrew Wood)
** Tangga kesuksesan tidak pernah ramai di puncak (Napoleon Hill)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Terimakasih bapak, salam literasi
bagus sekali ulasannya
Terimakasih bu, hasil kajian literatur ini bu
Menarik uasannya
Terimakasih bu
Keren
Terimakasih bu
Salam literasi...,
Literasi too
Terimakasih telah berbagi flosofi hidup yang luar biasa
Terimakasih kembali bu