ida saidah

BIODATA PENULIS Hj. Ida Saidah, M. Pd., lahir di Cianjur, 28 Agustus 1968. Putra Abah H. Sobandi dan Umi Hj. Masidah. Pendidi...

Selengkapnya
Navigasi Web
IDRIS APANDI WIDYAISWARA PLUS-PLUS

IDRIS APANDI WIDYAISWARA PLUS-PLUS

IDRIS APANDI WIDYAISWARA PLUS-PLUS

(Ida Saidah)

Lazimnya seorang widyaiswara hanya sibuk menyiapkan power point materi pelatihan. Selanjutnya, mempresentasikan materi itu ke para peserta pendidikan dan latihan. Kegiatan ini sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya sebagai pejabat fungsional.

Namun Idris Afandi sungguh berbeda. Pria berperawakan sedang dan berkulit hitam manis ini, tidak puas dengan tugas utama saja. Selain sibuk menjadi pemateri pelatihan, anggota dewan pendidikan, dan pegiat literasi jabar, sejak tahun 2006 -- ia aktif menulis artikel dan opini. Kemudian pada tahun 2014 merambah ke penulisan buku.

Artikel dan opininya banyak dijumpai di berbagai media cetak. Jumlahnya sudah menembus angka 800, pantastis. Begitu juga dengan jumlah buku yang digarapnya, hingga tulisan ini dibuat telah menembus angka 46 judul, dominan tema bidang pendidikan. Keren.

Sebagai seorang kolumnis, ia sering menggarap tema masalah sosial. Menurutnya, tema ini menantang dan selalu memberikan inspirasi yang tidak pernah kering. Intinya, tema ini selalu ada sesuatu yang baru, segar, dan memang layak untuk dikomunikasikan kepada pembaca. Ini bukan berarti bahwa ia tidak pernah menggarap tema lain. Beberapa kesempatan pernah menulis deskripsi keindahan suata tempat yang disinggahinya. Jadi pada dasarnya, hal apa pun dapat ditulis. Demikian informasi yang disampaikan pada saat diwawancara.

Hal istimewa lainnya, meskipun telah menghasilkan banyak karya, ia aktif mengikuti berbagai pelatihan yang ada kaitannya dengan kegiatan tulis-menulis. Ini sungguh menginspirasi dan memotivasi bagi para penulis pemula. Bukan hanya itu, ia pun senang berbagi kiat menulis. Menulis itu harus benjudul provokatif, harus mampu mencapai “orgasme” pembaca. Tentang pengaturan waktu menulis, itu dapat dilakukan kapan dan di mana saja, tepatnya harus diciptakan. Jadikanlah ide sebagai kekayaan intelektual paling berharga. Ingat, ide itu datang dari banyak sumber. Dengan keistimewaannya itu, ia menjadi seorang widyaiswara yang memiliki banyak kelebihan, plus-plus.

Sekarang zaman telepon genggam pintar. Gunakanlah telepon pintar itu untuk menyimpan ide setiap kali muncul, seperti orang yang kebelet ingin ke toilet. Langsung curahkan, sebab ide itu harus diikat. Cara mengikatnya, ya dengan ditulis. Pungkasnya saat diwawancara kiat sukses menulis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post