Kepak Sayap Kebhinekaan
Setiap saya akan pergi kerja saya melewati rumah sakit swasta milik Pedeipeh yang di depannya terpampang sebuah baliho besar bergambar Puan Maharani dengan tulisan yang sangat mencolok “Kepak Sayap Kebhinekaan
Kemunculan baliho Puan Maharani di berbagai wilayah Indonesia, berikut iklan yang terpasang di sebuah media massa nasional kian menempatkan sosoknya sebagai magnitude.
Serangkaian asumsi serta opini bermunculan. Publik terhenyak dengan gebrakan seorang Puan Maharani. Kemunculan baliho serta iklan Puan Maharani di media massa terkesan mengakselerasi kontestasi pada 2024
Di media sosial, orang-orang mulai sering membicarakan keberadaan baliho “Kepak Sayap Kebhinekaan” ini, utamanya setelah muncul kasus vandalisme saat seseorang mencoret-coret baliho tersebut dengan tulisan “Open BO”.
Meme-meme tentang baliho ini juga mulai muncul. Akun media sosial Indoprogress bahkan dengan selonya mengunggah gambar-gambar editan baliho tersebut dengan sangat jenaka.
Terlepas dari kontroversi yang ada saya melihat ada yang unik dalam slogan kampanye Puan "Kepak sayap kebhinekaan itu gaya majas metafora. Masyarakat awam mungkin berpikir bahwa kebinekaan ternyata memiliki sayap.
Seperti halnya kalimat Anies Baswedan yang seringkali puitik dan nyastra. Contohnya Anis menggunakan majas metafora "Menenun kebangsaan, " mungkin juga masyarakat awam berpikir bahwa ternyata kebangsaan juga bisa ditenun, bahkan mungkin bisa diobras dan dibordir.
Maka, baliho “Kepak Sayap Kebhinekaan” ini diharapkan bisa berdampak pada makin banyaknya politisi yang mencoba mencari metafora-metafora baru dalam slogan-slogan kampanyenya. Misal “Mengalahkan tanduk kekuasaan”, “Memupuk bibit ketoleransian”, “Menanam fondasi Kepancasilaan”, dan lain sebagainya.
Tapi ada hal yang paling disyukuri. Rekam jejak membuktikan bahwa sejauh ini belum ada politisi yang karena getol memasang baliho dengan jumlah yang kolosal akhirnya berhasil menjadi presiden dan wakil presiden.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Paragraf terakhirnya itu lo. Boleh di aminkan ga ya..
Aminkan dong hehe
Aamiin teeimaksih pak
Emang dia punya sayap?
Indonesia teh nu gaduhna trah soekarno matak sok kuasa
ulasan yang keren sukses selalu bunda Hamidah. sehat bersama keluarga.