Ibnu zul

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Selayang Pandang HOTS (Tantangan Menulis - H18)

Selayang Pandang HOTS (Tantangan Menulis - H18)

Salah satu materi pokok diklat PKP adalah membuat pembelajaran berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS). Dalam dunia pendidikan, istilah HOTS bukan lagi perkara asing di telinga para guru. Semenjak dirilisnya hasil PISA negara Indonesia, berbagai upaya dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas berpikir tinggi guru dan siswa. Salah satu caranya adalah dengan program diklat PKP. Lantas, apa yang yang dimaksud dengan HOTS?

HOTS merupakan sebuah kegiatan yang mengarahkan seseorang berpikir secara menyeluruh untuk menghimpun, menghubungkan, dan menguraikan materi atau permasalahan yang ada.

Setelah masalah muncul, dapat di analisis secara kritis sehingga terselesaikan dengan baik. Dengan kata lain, berpikir HOTS adalah sebuah seni berpikir tingkat tinggi yang berkualitas.

Pada proses berpikir tingkat tinggi, terdapat tiga aspek utama yang harus diperhatikan saat melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Ketiga aspek tersebut sebagai berikut.

1. Transfer Pengetahuan

Jika kita berbicara tentang pembelajaran berpikir tingkat tinggi pada ranah pengetahuan, maka hal tersebut terkait dengan tingkatan cara berpikir menggunakan indikator Taksonomi Bloom. Pada aspek transfer pengetahuan, terdapat tiga hal yang perlu dilatihkan kepada peserta didik, yaitu keterampilan berpikir pada ranah pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan kemampuan peserta didik dalam berkarya dan merasa (psikomotorik).

Terkhusus untuk ranah pengetahuan (kognitif), terdapat dua dimensi yang saling berkaitan. Dimensi pengetahuan dan dimensi proses berpikir. Pada ranah inilah memiliki porsi yang besar untuk menciptakan pembelajaran berorientasi HOTS.

Tentunya didukung dari unsur lain, seperti Kata Kerja Operasional (KKO) untuk pembuatan soal. Sehingga dapat dikategorikan mana yang termasuk soal-soal kategori HOTS dan LOTS.

Untuk dimensi pengetahuan, terdapat empat bagian penting, yaitu pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.

Pada dimensi proses berpikir, terdapat enam indikator dalam proses ini yang dikenal dengan C1, C2, C3, C4, C5, dan C6. Masing-masing kognitif tersebut memiliki makna tersendiri. C1 adalah proses berpikir pada tingkatan mengingat. C2 merupakan proses berpikir pada tahap memahami. C3 proses berpikir pada tahap mengaplikasikan. Sementara C4 memasuki tahapan menganalisis. C5 kemampuan untuk menilai atau mengevaluasi, dan C6 adalah kemampuan untuk menciptakan suatu karya.

Perlu diketahui bersama, suatu soal dikatakan HOTS, jika tingkat kesukaran soal tersebut minimal berada pada C4 dengan dimensi pengetahuan pada tahap konseptual.

Sementara untuk C1-C3, tergolong tingkat pemahaman berpikir yang rendah. Dikenal dengan istilah Lower Order Thingking Skills (LOTS).

2. Kritis dan Kreatif Berpikir

Suatu kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam bertindak, menganalisis, menyimpulkan, dan menyelesaikan sebuah permasalahan dengan cara yang kreatif. Tak pernah terbayangkan sebelumnya di dalam benak diri dan orang lain. Kemampuan ini sangat dibutuhkan oleh guru dan peserta didik. Karena masalah yang dihadapi bersifat dinamis dengan bentuk yang beraneka ragam. Oleh karena itu, diperlukan imajinasi yang baik untuk menghasilkan berbagai jenis solusi. Sehingga peserta didik tidak hanya melihat permasalahan dari satu sisi saja.

Pada proses berpikir kritis dan kreatif, terdapat enam indikator dasar untuk menerapkan kompetensi tersebut. Indikator tersebut sebagai berikut.

· Peserta didik mampu mengidentifikasi masalah dengan baik

· Peserta didik mampu memberikan alasan yang masuk akal

· Peserta didik mampu menghubungkan alasan yang logis untuk menarik kesimpulan yang tepat

· Peserta didik mampu membandingkan kesimpulan tersebut sesuai kondisi nyata dalam kehidupan sehari-hari

· Peserta didik memiliki argumen yang kuat dan jelas

· Peserta didik mampu membuktikan dan melakukan pengecekan terhadap sesuatu yang telah dipelajari, ditemukan, dan disimpulkan.

3. Penyelesaian Masalah

Sebuah kemampuan dan motivasi di dalam diri yang sangat dahsyat, sehingga selalu berusaha dan mengoptimalkan kemampuan diri dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pada kehidupan sehari-hari.

Terdapat beberapa langkah efektif yang bisa dilakukan peserta didik dalam melakukan proses penyelesaian masalah, diantaranya:

· Menentukan informasi dan data yang dibutuhkan terkait permasalahan yang dihadapi

· Menggali lebih banyak tentang permasalahan tersebut

· Membuat perencaan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut

· Merealisasikan rencana yang telah dirancang

· Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah dilaksanakan. Jika masih terdapat kekurangan saat pelaksanaan, perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Fungsinya adalah agar dapat meraih tujuan utama dalam penyelesaian masalah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post