Ibnu zul

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Sekolah Impian (Tantangan Menulis - H9)

Sekolah Impian (Tantangan Menulis - H9)

Jika diperhatikan saksama, waktu anak lebih banyak digunakan saat di sekolah. Terlebih lagi, jika sekolah menerapkan full day yang melakukan aktivitas belajar dari Senin-Jumat. Mulai pukul 07.30-15.00. Apakah ada yang salah dari itu semua? Tidak ada yang salah. Asal manajemen sekolah dibuat senyaman mungkin untuk peserta didik, khususnya anak sekolah dasar. Sekolah yang baik, idealnya seperti taman yang indah. Disanalah mereka bisa bereksplorasi. Mengaktifkan sel-sel dalam tubuhnya. Baik melalui pendengaran, penglihatan, maupun meraba benda-benda di taman tersebut. Mereka perlu diberi kebebasan dalam meraih kebahagiaannya selama berada di sekolah. Bebas bukan berarti mereka berbuat sekehendak hati. Tidak demikian. Aturan tetap ada dan berlaku. Tapi ingat, jangan memaksa, bahkan membentak mereka untuk mengikuti aturan yang ada. Cara yang tepat adalah mengajak mereka berdialog. Bimbing mereka untuk menjadi peserta didik yang tertib karena kesadaran diri. Mengapa demikian? Agar semua aturan yang ada, dapat dilaksanakan dengan hati, sehingga menghasilkan perasan bahagia dalam diri mereka. Terkadang, saya merasa sedih ketika peserta didik kelas 1-3 diberikan beban mental yang begitu banyak. Mereka dituntut agar pintar calistung, membaca, menghafal, dan memahami pelajaran lainnya. Bahkan tak sekadar itu, ketidakmampuan mereka menguasai hal tersebut akan berpengaruh pada angka-angka yang menari di aplikasi rapor. Semestinya, masa di usia mereka sangat identik dengan bermain. Sebagian dari pendidik menggeneralisasikan antara bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Padahal, makna kedua kalimat tersebut berbeda. Bermain sambil belajar artinya proses bermain mereka adalah suatu pembelajaran. Pada tahap ini, sangat tepat bagi mereka yang berusia 1-10 tahun. Sedangkan belajar sambil bermain artinya, mempelajari apa yang mereka senangi dan sesuai minat peserta didik. Sehingga pada proses pembelajaran yang dilakukan, layaknya bermain. Membuat hati senang, bahkan lupa waktu untuk berhenti. Apabila kedua proses ini dipahami dengan baik, mereka akan menjadi generasi gemar belajar. Bukan menjadi generasi terpaksa atau dipaksa belajar. Insyaa Allah. Jika melihat kondisi yang ada sekarang, saya teringat masa SMP. Masa dimana seharusnya saya dan teman-teman sudah memiliki pola berpikir dewasa. Namun, disaat momen-momen tertentu, kami bersikap bagaikan anak kecil. Bahkan, jika orang lain melihat kondisi saya saat itu, mereka akan beranggapan kalau anak ini kurang bahagia di masa kecilnya. Yah, ucapan tersebut betul. Karena masa kecil saya sewaktu SD, digunakan untuk les swipoa, belajar bahasa Inggris, harus masuk ranking tiga besar dan menjadi yang terbaik. Sehingga jiwa kompetitor merasuk dalam diri. Mengalir bersama aliran darah. Bahkan menggerogoti jiwa sosial yang telah Allah karuniakan. Kisah ini akan saya bahas di tulisan selanjutnya. Insyaa Allah. Jika Allah memberikan rezeki yang berlebih, maka saya akan mendirikan sekolah dasar. Dan tugas guru hanya fokus pada pembentukan karakter peserta didik. Menemukan potensi dan bakat mereka. Kemudian menyalurkan potensi dan bakat tersebut. Tentu berkolaborasi dengan psikolog dan pakar pendidikan. Itulah sekilas sekolah yang saya impikan. Hehe. Tentu ada yang pro dan kontra dengan ide dan tulisan saya. Tapi, itulah kehebatan sebuah tulisan. Jika sependapat, maka kita sejalan. Jika berbeda, maka diselesaikan secara ilmiah. Semoga Allah memberikan kebaikan dan kemudahan bagi kita semua. #SatuHariSatuTulisan #TantanganGuruSiana #TantanganMenulisHari_9

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post