Berkarakter Itu Keren (Tantangan Menulis - H19)
Saat mengikuti diklat PKP, materi awal yang diberikan kepada peserta adalah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam setiap aktivitas pembelajaran.
Hal ini sangat penting bagi perkembangan peserta didik. Tak bisa di pungkiri, bahwa beberapa tahun yang silam, proses pendidikan yang dilaksanakan dominan berorientasi kepada kecerdasan pengetahuan saja. Cobalah kita perhatikan bersama. Saat peserta didik hendak lulus dalam sebuah jenjang pendidikan, yang menjadi standar kelulusan adalah hasil Ujian Nasional (UN).
Lebih parahnya lagi, saat dilaksanakannya Ujian Nasional, ada saja oknum yang ingin merusak akhlak dan moral generasi bangsa dengan cara menyebarkan dan menjual kunci jawaban. Tak sedikit dari peserta didik yang termakan rayuan menyesatkan tersebut. Sehingga apa yang terjadi? Pelaksanaan Ujian Nasional ternodai dengan praktik kecurangan. Alih-alih ingin mendidik anak bangsa jadi lebih baik, justru membuat generasi muda Indonesia tumbuh di atas kecurangan.
Belum lagi kasus narkoba yang siap menerkam para pelajar Indonesia hingga pemakainya merasakan penderitaan yang mendalam. Begitu juga dengan aksi tawuran antar pelajar, yang menumpahkan darah dan merenggut nyawa. Seolah-olah darah teman mereka bagaikan sirop berwarna merah, apabila ditumpahkan ke gelas dan dicampur dengan air dingin, akan menghasilkan hidangan yang nikmat. Kita memohon kepada Allah agar diberi keselamatan dan kebaikan.
Dari berbagai peristiwa di atas, dapat membuka pikiran bahwa kecerdasaan pengetahuan saja tidak mencukupi untuk mencetak generasi unggul di masa depan.
Oleh sebab itu, dibutuhkan pengembangan kecerdasan iman, mental, dan sosial. Apabila kecerdasan pengetahuan di kolaborasikan dengan tiga kecerdasan sebelumnya, maka mutiara yang selama ini dicari, akan muncul ke permukaan tanah Indonesia. Mutiara itulah yang akan menjadi tonggak estafet di masa akan datang, Insyaa Allah.
Bahkan, jika ingin mencetak mutiara yang indah dalam jumlah banyak, diperlukan kerja sama yang apik antara guru dan orang tua peserta didik.
Mereka adalah pengemudi yang harus bersatu dan saling membantu, agar kendaraan yang dikemudikan tetap berada di jalan yang benar. Maka, kenalilah karakter peserta didik.
Sungguh indah ucapan dari seorang alim yang bernama Syabib bin Syaibah. Beliau berkata, “Janganlah kamu bergabung dengan seseorang sebelum memahami karakternya. Sebab, jika kamu ingin mendiskusikan suatu ilmu kepada orang yang jahil, atau hendak bertukar pikiran dengan orang yang akalnya tidak digunakan dengan baik, ataupun memaksakan sebuah pendapat kepada orang yang tidak mengetahui tentang permasalahan tersebut, sungguh engkau telah menyakiti teman dudukmu.”
Setidaknya dalam mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter, ada lima nilai utama yang harus dikuasai guru untuk diajarkan kepada peserta didik.
1. Religius
Nilai ini merupakan dasar dalam mengarungi perjalanan hidup. Bahkan nilai religius merupakan sila pertama dari Pancasila. Olehnya nilai ini sangat fundamental dalam berbangsa dan bernegara. Seorang guru senantiasa mengarahkan peserta didiknya untuk mengetahui hakikat penciptaan manusia, yakni sebagai hamba Tuhan. Sehingga guru tidak menyesatkan peserta didiknya dalam kehidupan di dunia dan akhirat.
Dalam nilai religius terdapat beberapa subnilai diantaranya, beriman dan bertakwa, toleransi lintas agama, cintai damai, peduli sosial, disiplin beribadah, dan peduli lingkungan.
2. Nasionalisme
Nilai ini wajib dimiliki oleh warga negara Indonesia. Maraknya kasus terorisme yang terjadi, karena kurangnya jiwa nasionalisme dalam diri orang tersebut. Nilai ini patut didengungkan untuk menjaga stabilitas keamanan bernegara.
Diantara subnilai nasionalisme adalah, cinta tanah air, memiliki semangat kebangsaan, demokratis, rela berkorban, dan taat hukum.
3. Kemandirian
Nilai ini penting untuk menghasilkan generasi bangsa yang tangguh dalam menghadapai perkembangan zaman. Diantara subnilai kemandirian meliputi kerja keras (etos kerja), disiplin, kreatif, inovatif, tangguh, dan sebagai pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai ini memiliki kekuatan untuk membangun sebuah peradaban emas. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu, nilai ini patut diaplikasikan. Diantara subnilai gotong royong adalah kerja sama, memiliki solidaritas tinggi dalam kebaikan, memiliki semangat kekeluargaan, komunikatif, dan mengutamakan musyawarah mufakat.
5. Integritas
Kepercayaan adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam melakukan komunikasi dengan manusia. Tanpa menjunjung tinggi nilai kepercayaan, orang tersebut tidak memiliki nilai di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, apabila seseorang memiliki sikap ini, mereka adalah orang pilihan. Karena jujur itu hebat.
Diantara subnilai integritas adalah senantias jujur, bertanggung jawab, cinta pada kebenaran, memiliki komitmen moral, dan menjadi teladan dalam memberantas korupsi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar