Hikmah Kehidupan
Cerita di Hari Jum'at (Tulisan Ke-27)
Jum'at tiga puluh Juli tahun dua ribu dua puluh satu. merupakan hari jumat terakhir di bulan Juli, tahun dua ribu dua puluh satu.
Ada berita duka tetangga di belakang rumah ku meninggal dunia. Yaitu bapak Ucha bin Bapak Idris. Sebetulnya dua minggu yang lalu menatunya juga meninggal dunia. Tampak terasa sedih keluarga yang di tinggalkannya.
Di rumah duka banyak orang bertaziah, mereka kumpul berdo'a dan membantu untuk pemakaman Almarhum, bahkan pak lurah Desa Sukaraya bapak Danu Sumarno pun hadir bertaziah. Setelah aku berdo'a dan ngobrol dengan keluarga dan pak lurah aku pamit. Karena akan berangkat ke kantor.
Memang masih terasa kehilangan sebab dua hari yang lalu aku sempet menjenguk almarhum yang sedang sakit, karena faktor usia, almarhum usianya sudah delapan puluh dua tahun, sudah sepuh juga. Pada akhirnya Allah memanggilnya bertepatan hari jum'at ini.
Setelah taziah aku berangkat ke cibitung, hari ini terasa jalan sedikit sepi ketika melintasi jalan raya, menuju arah Cibitung. Sebagian perlintasan di tutup, seperti di depan SGC Cikarang. Di sana berjejer pembatas di pasang, sehingga tidak lagi tampak pedagang asongan dan pengamen, biasanya mereka ada di bawah lampu merah. Mungkin karena salah satu penyebabnya adalah pemberlakuan PPKM Mandiri, yang sekarang menjadi istilah PPKM level 1 sd level 4, Sehingga jalan perlintasan hampir semua di tutup.
Selepas malam rasanya, aku mencoba merenung dan bersyukur mengingat Allah masih memberi kesehatan, keselamatan, selama beraktifitas pada hari jum'at. Yaitu melaksanakan tugas kantor hingga bisa kumpul kembali dengan keluarga pada sore harinya.
Itu lah kehidupan terus berjalan, berputar dengan ceritanya yang terkadang setiap hari berbeda. Yah berjalan seiring waktu yang selalu kita lalui.
Matahari terus berputar, berotasi menghadirkan siang, dan pada waktu malam hari, bulan pun mengiasi langit dengan ke indahannya. Tapi Pada waktu nya matahari dan bulan pun hilang dan pergi hingga datang kembali.
Demikian gambaran kehidupan, ada yang datang ada juga yang pergi. Ada yang sedang menikmati kebahagiaan, ada pula yang sedang di rundung kesedihan. Ada yang tertawa ceria ada pula di sudut gubug sana, sedang menangis.
Ada yang sedang membawa mobil mewah, ada pula sang mengemis, menengadahkan tangah meminta sedekah. Ada yang duduk di ruang ber AC, ada pula yang sedang berjuang melawan terik matahari, berdiri di pinggir jalan, menjajaki dagangannya. Dengan berharap ada tuan membukakan jendela mobil dan membelinya.
Terkadang kehidupan itu tidak seindah yang di bayangkan. Tapi tidak seburuk juga, yang di pikirkan. Karena jika kita memahami hidup, dengan selalu bersyukur, kemudian berbagi dengan sesama akan terasa bahagia. Demikian pula jika bersabar, sembil terus berusaha, tidak putus asa, berharap selalu kepada Allah. Pastikan Allah akan memberikan kebahagian padanya.
Tidak selamanya perbedaan status sosial menjadi persoalan, jika kita saling memahami dan membantunya. Karena semuanya ciptaan Allah, dan Allah pula yang memberi kehidupan dengan takdirnya.Jangan pernah menyerah, menghadapi hidup ini, walau hidup susah. Jangan putus asa menjalani hidup ini, sekalipun dalam keadaan sulit. Kesusahan, kesulitan, kebahagiaan dan kemudahan, itu semua adalah rasa. Rasa berada di dalam hati, maka pelihara lah hati kita, agar selalu tumbuh rasa bersyukur, dan rasa sabar. Kita masih bisa berubah jika itu yang kita mau.
Biarkan hidup ini seperti air mengalir, kemana arah nya, tinggal kita ikuti saja, dan menjaga kejernihan air, serta ke manfaatanya. Artinya kita jernih dalam berpikir. Terus semangat, untuk berkarya, agar hidup kita bermanfaat untuk sesama.
Kebahagiaan adalah ketika kita bisa berbuat untuk orang lain. Nabi telah menyampaikan sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfa'at untuk orang lain
Jangan tinggalkan yang baik hanya untuk mencari obsesi terbaik, nanti kita akan menyesal jika yang baik itu hilang. Sementara yang terbaik tidak di dapatkan.
Sebetulnya bisa jadi yang baik itu adalah yang terbaik untuk kita. Sebab semua manusia memiliki porsi, dan kapasitas yang berbeda. Baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah, tapi baik menurut Allah di pastikan itu yang terbaik untuk kita. Bersyukur terus, jangan lupa bertafakur, mengevaluasi diri, untuk memperbaiki diri. Yakini bahagia milik kita bersama, aamiin
Warung Satu, 31/07/2021
Aby
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar