husnul hafifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengincip Suguhan di Rumah Virus Literasi

Mengincip Suguhan di Rumah Virus Literasi

Oleh Husnul Hafifah

Matahari masih sepenggalah, pagi ini saya berkunjung ke wag Rumah Virus Literasi. Rumah yang dibangun oleh Bapak Much Khoiri sang penyebar virus emcho Melintas Ruang Waktu ini, bertujuan untuk saling berbagi,saling memotivasi dalam mengembangkan budaya literasi antarpenghuninya. Di rumah ini, para penghuni secara sukarela diminta untuk memposting tulisan secara terjadwal wajib sedikitnya 1 minggu sekali, selebihnya optional sesuai hari yang dipilihnya sendiri.

Sejak kemarin siang-malam, karena ada pekerjaan kantor dan berlanjut dengan pekerjaan rumah tangga saya tidak sempat mengunjunginya. Pada kunjungan pagi ini, saya mendapati begitu banyak suguhan mata yang sudah mengantre. Jika dibaca semua tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Itu tak mungkin saya lakukan. Akhirnya antrean itu saya bintangi,mudah mudahan kali lain bisa menikmati.

"Media Online Jangan Ada Berita yang Salah Ketik," begitu sapa dari Pak Selamet Widodo,( nama beken EsWE), guru MTs N 3 Bojonegoro.

Benar seperti apa yang dipapakannya, Media online selayaknya dikelola dengan profesional. Sebuah tulisan sebelum dishare seharusnya melalui editing terlebih dahulu, agar kesan pembaca terhadap media tersebut positif. Kesan positif nantinya akan berimbas pada pretise media itu sendiri.

Begitu pun dengan penulis pemula (saya) menyandang kata pemula memang ada keberuntungan setidaknya untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri. Adanya kesalahan, kaidah yang masih berlepotan masih ada pemakluman. Namun bukan berarti tidak ada peningkatan diri. Penulis pemula pun seperti pada ending tulisan Pak EsWe bahwa untuk menghasilkan tulisan yang bagus dan bisa melakukan swasunting , penulis harus banyak belajar tentang literasi(baca tulis).

Pengalaman Terbang Paling Menegangkan, suguhan kedua yang saya cicipi. Melirik judulnya saja spontan detak jantung saya terasa kencang. Dorongan rasa ingin tahu yang kuat, saya abaikan kencangnya detak jantung. Saya terus menyasar menyapu kata demi kata, larut dalam pengalaman yang mendebarkan , menegangkan dan saya membayangkan pengalaman pertama terbang mengunjungi Baitullah 6 tahun silam. Ketegangan yang saya alami mungkin memang belumlah sebanding yang dialami Pak emcho di tahun 1993. Akibat cuaca buruk hingga harus transit di kota lain ganti pesawat karena retaknya sayap pesawat. Yang patut disyukuri adalah telah dimampukan melewati pengalaman terbang yang menegangkan dengan selamat. Hal ini makin menguatkan keyakinan bahwa ajal itu urusan Tuhan, tak ada yang bisa memajukan dan menundanya.

Ketegangan mereda, saya bertemu dengan Bu Mila Efendy dengan tulisan bertajuk Janji Hati Penulis Pemula. Seperti judulnya,semangat menulisnya selalu menyala. Berangkat dari sebuah janji yang tak ingin Ia ingkari. Menulis setiap hari sampai menemukan sensasinya dan hanya dengan menulis akan membuktikannya sendiri. Seperti dalam keyakinannya jika Allah swt punya cara untuk setiap hambanya yang berusaha. Cara yang indah dan cara di luar nalar manusia. Saya ikut mengamininya.

Usai menikmati Janji Hati Penulis Pemula saya beralih pada "Naik Tanpa Persiapan Turun Tanpa Penghormatan" tulisan yang selalu mengalir , dari seorang Blogger wijaya Kusuma biasa dipanggil Om Jay. Berkisahkan pekerjaan harian yang ia lakukan dari mata terbuka sampai mata menutup. Mengalir apa adanya seakan pembaca ikut larut bersamanya. Tulisannya selalu menginspirasi, memberi bukti menulis itu tidak sulit, sederhana sekali. Menulislah tiap hari !Menyemangati para guru (pembaca) agar meningkatkan kualitas diri dalam digital literasi.

Suguhan terakhir yang saya nikmati di pagi setengah siang ini adalah Hal Terindah Ketika Antre yang di tulis ibu Siti Romdiyah. Kisah tentang keteladan Ikhsan yang diam diam diikuti temannya Dino hingga akhirnya seluruh murid di kelas 3 menjadikannya sebagai budaya. Ya budaya mengantre menjadikan kelas yang dibinanya menjadi indah penuh kesabaran dan kebersamaan. Demikian sepenggal kisah mengajar yang dipotret Ibu Romdiyah,tentu masih banyak kisah-kisah lainnya. masih mengantre untuk digali dan dibagi pada rumah virus literasi.

Allhamdullih ada rumah literasi ini sungguh membahagiakan hati. Bahagia bisa istiqomah berbagi tulisan tanpa peduli tiada yang mengomentari. Selalu menyadari WFH makin ke sini terbukti kian menyibukan diri. (Bingung dengan bekerja yang tak biasa). Apalagi pada diri yang belum siap saat transformasi yang begitu cepat dan tiba tiba terjadi. Beruntung tidak sampai frustasi, dengan niat setulus hati menerima segala perubahan. Sadar diri banyak kekurangan, biarpun sudah tidak muda ( maklum saja generasi sepeda unta) namun tetap semangat belajar menyongsong perubahan.

Maaf rupanya saya dalam daring saya kedatangan tamu. Untuk hari ini, usai posting tulisan "Berpulang"

Saya undur diri dulu. Melayani tamu dulu, lanjut WFH di rumah sendiri.

Kota tape, 09052020/16 Ramadan 1441 H

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post