Debar Jantung Online di Sidang Skripsi
[15/4 11:26] Lik piet: Gmn rasanya ujian skripsi di rumah yaaaa....
[15/4 11:43] Om Oong: Belum pernah mengalami...hanya genarasi covid -19 yang merasakan..😁😁
Terima kasih pada keluarga atas doa untuk Che, alhamdulillah berkat doa keluarga besar ujiannya lancar
Sekelumit percakapan wag atas usainya sidang skripsi online, salah satu anggota keluarga di era covid 2019.
Lagi, covid 2019 menurangi nilai kesakralan sidang skripsi. Bagi mahasiswa sidang sikripsi memiliki nilai kesakralan tersendiri. Perjuangan selama 4 tahun dipertaruhkan di ruang sidang. Perjuangan berdarah-darah kala jadi mahasiswa akan berubah jadi senyuman dan hati berbunga saat penguji mengumumkan "saudara dinyatakan lulus sejak hari ini ditetapkan sebagai sarjana"
Bahagia menumpah bersama titik air mata.
Dari balik pintu ruang sidang sejumlah sahabat, orang terkasih sudah menunggu siap menyambut dengan berbagai hadiah dan ucapan selamat. Foto selfi , merayakan bahagianya dengan traktiran dan makan bersama.
Tapi kini covid 2019, mengubah segalanya. Untuk alasan memutus mata rantai penyebaran covid . (Social distancing, physikal distancing. Stay at home) Perguruan tinggi pun mengubah strategi pembelajaran dari moda tatap muka dengan moda daring. Baik perkuliahan maupun dalam penyelenggaran ujian skripsi.
Ujian skripsi yang sepi, hanya ditemani papa-mama dan itu pun harus berjarak dan menunggu di balik pintu kamar mewakili para sahabat yang akan memberi hadiah dan ucapan selamat.
Bagaimana pelaksanaannya?
Tentu saja sesuai prosedure yang ada.
Meski dilakukan secara daring, dan dilaksanakan di rumah sendiri aktivitas sidang tetap menggunakan aturan. Mahasiswa tetap berpakaian rapi dan menggunakan jas almamater saat menjalani sidang. Mirip penyiar TV tempo dulu duduk di depan laptop, yang tampak hanya postur tubuh bagian atas. Bagian bawah abaikan, tanpa sepatu, atau pakai sendal selingkuh yang kebesaran pun tak mengapa, tidak akan ketahuan penguji.
Ha ha ha..
Deg degan sudah pasti. Seperti mahasiswa yang menjalini ujian di ruang sidang. Ada keringat dingin juga nerves. Mungkin yang membedakannya pada gemuruh debaran jantungnya . Jika di ruang sidang debar jantung bisa langsung terdengar oleh penguji.
Namun ujian online biar debar jantungnya kian kencang (khawatir ) signal timbul tenggelam, yang berakibat fatal pada kelulusan. Debar jantung online akan menyebar di udara, nyaris tak terdengar para pengujinya.
Hari ini, telekonferensi zoom, membuktikan kecanggihan dan mengantarkannya menjadi sarjana kedoteran hewan, (gelar :SKH) Universitas Brawijaya. Suatu Pengalaman sidang skripsi online di generasi covid 2019 yang akan menjadi kenangan tersendiri bagi yang merasakannya. Semoga tidak mengurangi keberkahan ilmu yang sudah didapatkannya. Aamiin.
Selamat ya adik Wilda Azizah,SKH
Turut bangga dan ikut bahagia.
Maaf hanya doa online yang kuberi sebagai hadiah.
Baiti, 15042020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Akan tercatat dalam sejarah kisah 'on line' yg menghapus debaran jejak bagi mereka yg bersungguh.
Bahasa puitis...milik pencipta sediri