Husni Mubarrok

Alhamdulillah, sudah 12 buku solo diterbitkan. Ia mulai tertarik di dunia literasi di akhir tahun 2016. Ketika guru dan siswa saling bercermin (Quanta) adalah k...

Selengkapnya
Navigasi Web
KARENA NILA SETITIK, RUSAK SUSU SEBELANGA  Tantangan hari ke-53

KARENA NILA SETITIK, RUSAK SUSU SEBELANGA Tantangan hari ke-53

KARENA NILA SETITIK, RUSAK SUSU SEBELANGA

Tantangan hari ke-53

Husni Mubarrok

Coba cermati makna ungkapan peribahasa ini “karena nila setitik, rusak susu sebelanga”. Peribahasa ini mengandung arti bahwa karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat. Seringkali kita sebagai human socius, atau makluk dengan kodrat sebagai makhluk yang selalu membutuhkan sesama atau dalam istilah lain disebut gregariusness, atau makluk yang senantiasa bergantung pada orang lain, maka jelas dalam realitasnya kita akan selalu berinteraksi dengan sesama untuk menempuh perjalanan hidup ini.

Selama kita berinteraksi, maka selama itu pula berbagai dinamika perilaku kita akan terlihat, terkadang kita nampak baik saat berinteraksi dengan perilaku seperti murah senyum, mudah berucap salam, ringan membantu teman yang sedang dirundung ujian, bertutur kata sopan, penuh kelembutan, mengedepankan toleransi, menghargai pendapat, berkasih sayang, saling menghormati, menjaga perasaan satu dengan lainnya dan sejumlah perilaku-perilaku baik lainnya.

Namun di lain kesempatan, terkadang tindakan kita nampak kurang bagus, seperti berwajah cemberut, perasaan iri dan dengki, kurang suka menyapa, terkadang bertutur kata kurang sopan dan meyakitkan perasaan dan sejumlah tindakan kurang baik lainnya.

Sebagai insan yang beriman, maka sudah selayaknya dan seharusnya kita berupaya sekuat tenaga untuk menjadi pribadi yang mulya, menjadi pribadi yang berakhlaq karimah, menjadi pribadi sosial yang keberadaan kita selalu dikagumi, disenagi, dirindukan dan selalu berdampak positif, penuh kebermanfaatan bagi orang-orang disekeliling kita. Ingatlah tentang sabda rasul bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama “khoirunnas anfauhum linnas”.

Kita menyadari, sebagai manusia tidaklah sempurna, tak selamanya kita selalu berbuat baik dan berada dalam jalan kebenaran, terkadang pula perilaku dan sifat buruk muncul dalam kesibukan aktivitas kita, meski seharusnya dan sejatinya kita harus tetap mengontrol dan mengawasi diri ini agar terhindar dari perilaku dan sifat tercela itu dengan iman dan islam kita yang terus kita rawat dan jaga dalam jiwa sanubari kita. Namun tetap saja itu muncul. Ya... itu lah sisi lain manusia, memang tempat salah dan lupa. Oleh karenanya sebaik-baik manusia adalah yang senantiasa kembali ke jalan-Nya saat kita tersesat dan terpeleset meski itu kecil adanya. Sejatinya kita tidak akan mampu menghindar dari sikap salah dan berbuat dosa karena sedemikian besar godaan setan yang sudah menjadi tugas dan visi utamanya yakni menjerumuskan ummat manusia sebanyak-banyaknya, menjadi kawannya untuk tinggal bersamanya di alam neraka. Tugas manusia hanyalah tetap mengiasi diri ini dengan iman dan taqwa sehingga kita tidak mudah terpedaya dan terbuai oleh godaan setan yang terkutuk itu.

Kembali pada persoalan peribahasa Karena nila setitik, rusak susu sebelanga, maka seharusnya dan selayaknya kita sebagai makhluk sosial yang memiliki naluri hidup bersama, melakukan interaksi dan bergaul bersama, maka tidak seharusnya kita selalu memandang orang lain dari kaca mata kesalahan atau tindakan salah yang pernah mereka berbuat. Bukankah, setiap manusia pasti pernah berbuat salah ?.

Oleh karenanya, sikap bijak yang seharusnya kita tunjukkan kepada teman dan orang-orang disekitar kita adalah tetap menghormatinya, tetap berprilaku baik kepadanya, selalu memandang mereka dalam hal-hal yang positif. Ingatlah kebaikannya, ingatlah perbuatan baik yang pernah mereka lakukan kepada kita, jangan selalu memandang mereka atas perbuatan jelek yang pernah mereka lakukan, sekali lagi ingatlah kebaikannya agar hidupmu damai, tenang, tentram dan selalu indah penuh pesona di tengah-tengah pergaulan hidup sesama manusia yang kita jalani ini.

Ingatlah wahai kawan. Karena nilai setitik, rusak susu sebelangga sungguh meyakitkan. Akan lebih indah dan menyenangkan bila kita saling memaafkan. Bukankan Allah telah berfirman dalam ayat-Nya “ janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-oorang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin agar Allah mengampunimu? Sesungguhnya, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An Nur : 22).

Oleh karenanya, saling memaafkan adalah kuncinya dan selalu berfikir positif atas teman-teman kita. Insya allah hidup ini akan indah dan menyenangkan. Jangan sampai Karena nilai setitik, rusak susu sebelangga karena itu sungguh meyakitkan. Percayalah wahai kawan!.

Tantangan hari ke-53

#Tantangan MediaGuru

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar sekali Pak, karena tidak ada manusia yg sempurna

08 Mar
Balas



search

New Post