husni mubarrok

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

LAKUKAN JANGAN KAU TUNDA TUNDA

LAKUKAN JANGAN KAU TUNDA-TUNDA

Oleh Husni Mubarrok

“Pak, jangan lupa ya...besok itu sudah tanggal 26 Maret lho, batas akhir pengumpulan soal uts,” kata Ain, Sang TU kepada Pak Somat-salah satu guru di sekolah itu- sembari menegaskan supaya ia tidak telat dalam mengumpulkan soal ujian. “Itu gampang ..., santai saja. Mapel pelajaran saya kan masih minggu depan baru diujikan, santai lha.....oke. pasti tak kumpulkan kok” Jawab Pak somat sembari membujuk Ain supaya mau menerima pendapatnya.

Di kesempatan yang lain. Seorang ibu menegur Budi yang lagi asyik bermain HP. Padahal saat itu seperti biasanya mestinya ia belajar “Anakku, mana HP nya, biar ibuk simpan dulu ya... Ayo belajar dulu, katanya kemarin banyak ulangan, mau ujian” sembari mengingatkan. “Besok ndak ada ulangan buk, yang ada ulangan itu baru 2 hari lagi, belajarnya besok saja bu, santai saja, itu gampang.. ” Jawab Si Budi sembari terus memainkan HP nya.

Sahabat yang budiman. Dua contoh sederhana diatas mungkin acapkali terjadi pada diri kita, teman kita dan bahkan anak-anak kita sendiri dalam kehidupan nyata sehari-hari. Tindakan itu adalah cerminan pribadi yang suka menunda-nunda pekerjaan. Pekerjaan yang seharusnya, akan lebih mantap dan lebih elok jika dilakukan dengan segera, namun harus tertunda karena kebiasan dan sikap mental kita yang menganggap itu biasa, hal kecil dan wajar saja. Tentu Pak Somat akan jauh lebih disukai oleh Ain selaku TU, manakala lebih awal dan disiplin dalam mengumpulkan soal ujian daripada lebih asyik dengan hobinya yang suka telatan. Pun demikian dengan Si Budi, ia akan jauh lebih dicintai oleh ibunya, saat ia lebih memilih mengangsur belajarnya untuk mempersiapkan ulangan, kendatipun ulangan itu baru beberapa hari lagi.

Tidak akan sia-sia, manakala kita lebih dulu dan lebih cepat saat menyelesaikan tugas. Justru itu, mencerminkan sikap dan kepribadian kita yang tangguh dalam mengikat waktu penuh kedisiplinan. Menunda pekerjaan, sebenarnya menunjukkan pribadi yang malas. Menunjukkan pribadi yang lemah. Seorang petarung dan pejuang sejati, yang kental dengan kesuksesan biasanya adalah para pekerja keras. Ia tidak suka menunda-nunda pekerjaan, apalagi pekerjaan yang seharusnya mampu dan bisa dikerjakan saat itu dan pastinya pekerjaan itu baik, baik dimata manusia dan terlebih disisi Tuhan-Nya.

Ingatlah, Hadist Rasulullah “Bersegeralah melakukan perbuatan baik, karena akan terjadi fitnah laksana sepotong malam yang gelap” (HR Muslim). Hasan Al Bashri, seorang ulama’ yang hidup pada masa awal kekhalifaan Bani Umayyah juga pernah berwasiat “Jangan sekali-kali menunda-nunda karena anda adalah hari ini bukan besok”. Pun demikian dengan firman Tuhan dalam surat Ali Imran ayat 133 “Bersegeralah kalian menuju ampunan Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”

Oleh karenanya sobat, tak seharusnya kita menunda pekerjaan. Tak seharusnya kita menunda amal shaleh dan tak seharusnya kita menunda berbuat kebajikan. Jangan biarkan kita menyesal, jangan biarkan diri ini menangis karena kegagalan kita dalam memanfaatkan waktu dan karena keteledoran kita dalam menunda-tunda pekerjaan. Waspadalah sobat.

Salam Hangat,

Semoga bermanfaat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

hadooh, kesindir saya pak.....keren ...

29 Mar
Balas



search

New Post