husni mubarrok

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

DIBUJUK IA MENANGIS, DITENDANG IA TERTAWA

DIBUJUK IA MENANGIS, DITENDANG IA TERTAWA

oleh Husni Mubarrok

Peribahasa diatas mungkin asing di telinga kita. Bahkan saya sendiri pun demikian. Awalnya saya tidak sebegitu klik namun setelah melihat lebih detail maknanya dalam Kamus Lengkap Peribahasa Indonesia, maka menjadi jelaslah bagi saya untuk tahu apa artinya. Iya, peribahasa "Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa" mempunyai makna bahwa seseorang hanya mau bekerja dengan baik jika sudah mendapat teguran.

Ingatlah kawan, tak selamanya teguran, apalagi kritikan itu berkonotasi jahat, menyebalkan dan tidak mengenakkan. Artinya jangan terlalu ambil pusing dan merasa berat apalagi sakit hati saat kita dikritik oleh teman kita. Jangan pula kita merasa benci dan tidak suka saat orang lain menegur kita. Mendapat kritik bukan berarti kita selalu salah dan bodoh, mendapat teguran bukan berarti kita selalu melenceng dan salah kaprah dalam menapaki aktivitas. Terkadang dengan kritikan kita semakin jaya, terkadang dengan kritikan kita semakin kuat dan terkadang pula dengan teguran kita semakin berkualitas.

Hidup ini harus dinamis, hidup ini harus berirama, tak boleh kaku apalagi kolot. Jangan terluka saat engkau dikritik, jangan menangis saat engkau ditegur. Tersenyumlah saat engkau dikritik, berbahagialah saat engkau ditegur. Karena rasa cintanya padamu, temanmu mengkritikmu, karena rasa sayangnya padamu temanmu menegurmu.

Pun demikian dengan Tuhan, saat Tuhan mengkritikmu dan menegurmu lewat tumpahan musibah yang bertubi-tubi engkau alami, seperti datangnya penyakit yang tak kunjung sembuh, sulitnya mengais rizki, semakin nakalnya anak-anakmu atau susahnya mengarahkan istrimu. Sesungguhnya itu wujud rasa cinta-Nya padamu, sesungguhnya itu wujud rasa sayang-Nya padamu karena engkau telah dipilih-Nya, engkau telah diingatkan-Nya dan engkau telah di uji-Nya.

Seberapa besar kegigihanmu dalam mendidik anak-anakmu berada pada jalan-Nya. Seberapa besar perjuanganmu dalam mengawal istrimu menjadi wanita sholehah. Seberapa besar usahamu dalam mencari rizki yang halalan thoyyibah. Dan seberapa besar pula kesabaranmu dalam menjalani derita penyakit dari-Nya.

Saat engkau sukses dengan segala kritikan dan teguran dari Tuhan-Mu, maka berbahagialah engkau dan bergembiralah engkau. Karena kini, engkau semakin kuat, engkau semakin tegar dan engkau semakin berkualitas dihadapan manusia dan dihadapan Tuhan-Mu. Percayalah.

Salam hangat,

Semoga bermanfaat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post