Husna Herawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SEPINYA HATI SEORANG IBU (Pergilah AnakKu..... Ku Lepas Engkau Pergi Merantau)

SEPINYA HATI SEORANG IBU (Pergilah AnakKu..... Ku Lepas Engkau Pergi Merantau)

Tantangan Menulis Gurusiana hari ke- 18       

Kesepian itu sudah lama dirasakannya…

Kesepian yang begitu menyiksa hatinya…

Tidak mudah baginya membesarkan ketiga putranya yang masih kecil-kecil seorang diri. Ya…seorang diri ketika ditinggal oleh suami tercinta. Entah kemana…entah dimana rimbanya.

Uwak…aku sering memanggil dengan sebutan itu pada beliau. Seorang nenek yang sangat sayang pada kami. Walaupun agak sedikit cerewet, tapi tidak menyurutkan kami untuk terus menyayangi beliau. Uwak adalah ibu dari ayahku, putra bungsunya.

Malam itu uwak menangis seorang diri. Air matanya berlinang tak terbendung lagi. Suatu pemandangan yang sudah sering ku saksikan ketika aku berada di rumah uwak.

Betapa tidak, kesepian itu kembali beliau rasakan ketika menerima kenyataan harus melepas putra sulungnya ke haribaan Ilahi.

“Ya Allah…Aku harus menyaksikan cucu-cucuku kesepian tanpa kasih sayang ayahnya…kuatkan hati ini ya Allah…” rintih beliau kala itu.

Seakan tak kuasa menahan keinginan putranya. Ya…Keinginan untuk merubah nasib, merubah hidup demi melepaskan diri dari cengkranam kemiskinan yang berkepanjangan. Akhirnya uwak harus melerakan putra keduanya pergi merantau ke negeri seberang.

“Pergilah nak…gapailah cita-citamu setinggi langit…doaku selalu menyertaimu…ini ada sedikit uang untuk bekal di rantau orang…jangan biarkan uang itu habis sebelum kau minta lagi kepada ibu..” Pesan uwak pada Pak Ngah (panggilanku pada putra kedua uwak).

Kesepian itu harus diterima lagi oleh uwak dengan lapang dada. Yang namanya hidup banyak ragam harus dilalui. Beliau menerima semua itu dengan lapang dada. Dalam kesehariannya, uwak akhirnya ditemani oleh kakak perempuanku yang sangat beliau sayangi.

Tahun demi tahun berlalu tanpa disadari. Tetapi tak begitu yang dirasakan oleh uwak. Beliau menghitung hari demi hari menunggu datangnya kabar dari putra tercintanya. Namun Pak Ngah bak ditelan bumi. Tidak satu pun kabar datang sebagai pelipur lara.

“Apa sebenarnya yang terjadi..? bagaimana keadaan putraku..? sesibuk apakah dia sehingga lupa berkirim kabar kepadaku…?” pertanyaan yang sering terdengar dari mulut uwak.

“Carilah udamu ke tempat dia bekerja...Kabarnya dia bekerja di sebuah rumah makan di Pekan Baru…” kata uwak pada ayahku.

Dengan berbekal informasi dari salah seorang kerabat, akhirnya ayahku berangkat ke Pekan Baru menuju alamat yang dituju. Namun harapan tinggal harapan. Pak Ngah tak dijumpai di sana. Menurut informasi, beliau sudah tidak bekerja lagi di sana. Beliau dikabarkan sudah pulang kampung semenjak setahun yang lalu.

Bagaimana kelanjutannya…? kemanakah Pak Ngah…? Apakah beliau masih hidup…? Kita nantikan ceritanya di episode selanjutnya…

 

Husna Herawati, S.Pd        (Guru MIN 3 Padang)

#Tantanganmenulisgurusianake-18-05Maret2020#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebaaat, penasaran dengan cerita selanjutnya.

05 Mar
Balas

Mksh uni... Insya Allah bsk tayang ya ni..

05 Mar

Yo ra, yg ra caritoan k uni dulu yo, sungguh memilukn

05 Mar
Balas

Iyo ni..

05 Mar

Hu hu hu.. Seedih hatiku membacanya... Kerreen cek gu..

05 Mar
Balas

Iyo ni.. Sambia nulisnyo klua lo aia mato ra ni.. Ndk tahan lai ni..

05 Mar



search

New Post