Tantangan Menulis Gurusiana Hari Ke 296

Kebahagiaan Seorang Guru

Sudah 27 tahun sejak 1994 silam aku bertugas sebagai tenaga pendidik yang ditempatkan di daerah perbatasan Nangroe Aceh Darussalam dengan Sumatera Utara tepatnya di kecamatan Besitang kabupaten Langkat. Suka dan duka mewarnai tugasku sebagai abdi negara. Awal bertugas aku menempati perumah guru, pada saat itu belum ada jaringan listrik didaerah tersebut. Bisa dibayangkan ketika senja menjelang merupakan hal yang paling aku benci karena malam akan menjelang.

Rasa kecintaan terhadap profesi membuat aku begitu mencintai siswa-siswaku. Aku selalu memberikan motivasi bahwa dengan ilmu kita bisa merubah nasib kita dan keluarga. Pada saat itu masyarakat belum menyadari betapa pentingnya ilmu pengetahuan. Terbukti dari banyaknya siswi yang tamat kelas 6 langsung menikah dan yang siswa bekerja membantu orang tua. Mereka ada yang bekerja membuka ladang, pabrik arang bahkan ikut melaut bersama nelayan lainnya. Faktor penyebab mungkin karena tidak adanya sekolah lanjutan seperti SMP atau MTS baik negeri maupun swasta di daerah kami, kalaupun ada di kota kecamatan yang jaraknya sekitar 20 km. Pada saat itu angkutan umum belum sebanyak saat ini. Kalaupun ada menunggu bus yang dari Medan atau dari Aceh.

Aku begitu miris melihat kondisi seperti ini, aku selalu memotivasi anak-anakku untuk lebih giat belajar untuk menggapai cita-cita. Seperti tercantum dalam Dalam Surah Ar-Ra'd ayat 11 Allah berfirman,

Lahuu mu'aqqibaatum mim baini yadaihi wa min khalfihii yahfadhuunahuu min amrillaah, innallaaha laa yughayyiru maa biqaumin hattaa yughayyiruu maa bi anfusihim, wa idzaa araadallaahu biqaumin suu an fa laa maradda lah, wa maa lahum min duunihii miw waal

Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra'd: 11)

Perumahan guru yang aku tempati aku jadikan tempat belajar bagi anak-anak yang ingin belajar tambahan. Alhamdulillah perlahan opini masyarakat mulai berubah tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Orang tua mulai menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi walau jarak yang jauh.

Kebahagiaan yang hakiki bagi seorang guru adalah ketika anak didiknya mampu menjadi orang yang sukses baik di dunia maupun diakhirat. Sekarang mereka ada yang menjadi Polri-TNI, bidan, guru, pelayaran, dokter, ASN perpajakan, dan sukses sebagai pengusaha di skill mereka masing-masing . Lebaran adalah momen dimana setiap angkatan berjanji berkumpul di rumah adalah hal yang paling membahagiakan. Doa ibu anak-anakku semoga kalian menjadi orang yang sukses di dunia maupun diakhirat. Jadilah pribadi yang tangguh yang selalu siap dalam segala situasi.