Cintamu Hanya Mampu Kunikmati dalam Mimpiku
Suara ayam berkokok membangunkanku dari tidurku yang lelap. Rasanya berat untuk beranjak dari peraduan ini. Dan lagi tubuhku ini masih kangen untuk memeluk guling.Heheee…Tapi tiba- tiba teringat hari ini ada kegiatan yang wajib aku ikuti. Bergegas aku langsung menuju ke kamar mandi.
Tidak beberapa lama, aku sudah siap untuk berangkat ke tempat kerja. Butuh waktu sekitar 5 menit untuk sampai di tempat tugas. Cukup dekat sih. Berangkatnya pun tidak perlu pakai ongkos. Hanya dengan berjalan kaki saja. Hematnya dapat, sehatnya pun dapat.
**
“ Cici, gimana udah siap ke Cadika belum?” kata teman aku sewaktu bertemu di depan pagar sekolah. “ Udah nih. Kamu jadi berangkat juga kan? “ Tanya aku. Teman aku menjawab “ In shaa Allah. Berangkat sekarang yuk. Nanti telat lagi nyampe di Cadikanya. “. Aku jawab “ Yuk ! “
Setelah mengurus surat ijin ke kepala sekolah, kami berdua langsung menuju tempat kegiatan. Hari ini jadwal kami mengikuti kursus mahir pembina atau yang biasa dikenal dengan KMD selama 4 hari.
Aku cukup antusias mengikuti pelatihan seperti ini. Banyak tantangan dan petualangannya. Selain itu aku juga banyak memperoleh pengalaman dan tentu saja koleksi teman akupun bertambah.
Di pelatihan juga aku pertama kalinya bertemu dengan seseorang yang bagiku memberi begitu banyak warna dalam hidupku. Dia salah satu panitia dalam kegiatan KMD ini. Namanya kak Rully. He is so cute. Anaknya low profile. Ga sombong. Akrab dengan semua peserta. Termasuk aku. Awalnya aku tidak menyangka perasaanku akan berubah seperti ini.
Di saat jam istirahat, aku dan kelompokku mendapat tugas membersihkan ruangan pertemuan. Aku asyik dengan sapu yang aku pegang. Menyapu dari dalam ruangan sampai ke luar ruangan. Tidak menyadari ternyata ada sepasang mata yang menatapku.
Didalam ruangan itu kami di temani oleh beberapa panitia. Termasuk kak Rully. Terlihat ada satu orang panitia yang terlibat percakapan akrab dengan temanku Erna.
“ Erna, ada yang titip salam nih. “ kata kak Adi.
“ Siapa yang nitip salam dan buat siapa salamnya ?” jawab Erna.
Sambil mendekati Erna, kak Adi lalu membisikkan sesuatu ke telinga Erna. Erna tersenyum dan matanya lalu melirik kepadaku. Dalam hati aku berkata, “ Apa kak Adi menyatakan cinta kepada Erna? Kok senyum- senyum gitu sih? Duhhh…Erna pasti senang banget tuh dapat ungkapan cinta dari kak Adi. Cieee…cieeeee “. Aku pun tak sadar juga jadi ikut tersenyum
Akhirnya tugas piket kelompok aku pun selesai. Aku dan teman- teman kembali ke tenda. Tapi sepertinya malam ini kami tak bisa tidur di tenda. Hujan yang turun sejak pagi sampai malam hari membuat tenda kami dan tenda para peserta pelatihan menjadi porak- poranda oleh banjir. Air got yang ada di sekitar perkemahan meluap. Akibat kebiasaan warga setempat yang kurang disiplin dalam membuang sampah. Untung saja segala perlengkapan aku dan teman- teman bisa selamat dari banjir. Kami pun dipindahkan ke ruangan panitia untuk beristirahat malam ini.
Aku masih betah berada di ruangan depan. Belum ada niatan untuk tidur. Erna pun datang menghampiriku.
“Ci, kamu belum ngantuk “ kata Erna.
“ Belum nih. Mataku masih 25 watt.” Jawabku sambil tersenyum.
“ Ci, kamu tahu ga. Tadi tuh kak Adi bisikin aku sesuatu. Katanya ada salah teman dia yang naksir kamu. “ kata Erna yang cukup membuatku kaget.
“ Siapa? “ jawab aku.
“ Rully.” Jawab Erna
“ Hahhhh!!!! Kak Rully?” jawabku sambil memperbaiki posisi kaki ku. Seakan tak percaya.
“ Kagetnya bisa biasa aja ga? Santai aja keleus. Bola mata kamu sampai mau keluar gitu. “ jawab Erna sambil tertawa.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan Erna, kak Rully tiba- tiba muncul di hadapan kami. Duggg...jantung ini rasanya mau copot lihat senyum manis kak Rully. Jadi salah tingkah dan tidak tahu harus ngapain.
Erna lalu pura- pura pamit ke kamar seakan membiarkan aku dan kak Rully untuk berduaan. “ Jangan pergi dong Er. Temani aku disini!!!“ jeritku dalam hati. Tapi sepertinya Erna tidak mendengarnya.
Lama kami hanya duduk berdiam diri. Ingin rasanya memulai pembicaraan dengan kak Rully tapi mulut seakan terkunci oleh gembok tujuh lapis yang sangat besar. Hanya mata kami saja yang saling beradu pandang.
Kak Rully menggeser kursinya mendekat ke arahku. Sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Haduuhhhhhh…mengapa aku jadi grogi gini yah? Keringat dingin mengucur deras di keningku seperti air bah dan kerongkonganku tiba- tiba mengering.
“ Malam ini kok rasanya berbeda yah dek? “ kata kak Rully sambil tersenyum kepadaku.
“ Lain kenapa kak? Perasaan yang aku lihat sama aja deh seperti malam- malam kemarin. “ jawabku sambil tertunduk tersipu malu.
“ Beda. Walaupun sekarang cuacanya dingin dan ga ada bintang di langit, tapi kok perasaan kakak hawa di ruangan ini hangat dan sepertinya ada sebersit cahaya sinar terang yang kakak lihat.” Jawab kak Rully.
“ Cahaya kak? Dimana?? Disini kan cuman ada satu lampu. Itupun udah mau redup cahayanya.” Kata aku sambil melihat sekeliling mencari cahaya yang di maksud oleh kak Rully.
Kak Rully lalu menjawab, “ Cahaya itu ada di mata kamu dek. “
Duggggg….jantung ini mau copot lagi untuk kedua kalinya mendengar jawaban kak Rully tadi. Entah seperti apa bentuk wajahku saat ini. Mungkin sudah seperti kepiting rebus yang warnanya merah kemerahan. Baru kali ini rasanya mendapat rayuan yang sedahsyat itu. Bikin hati ini meleleh dan berasa ingin terbang ke awan. Prikitiewww..hehheee.
Aku hanya diam dan tersenyum. Tidak bisa berkata- kata lagi. Kosa kata yang ada di benakku semuanya tiba – tiba menghilang. Hanya bibir yang tersungging senyuman ini yang bisa aku jadikan tanda buat kak Rully bahwa aku suka rayuannya.
“ Adek senyum begitu jadi tambah manis deh. Kakak senang lihat senyuman adek Cici. Bikin hati adem dan tenang. “ kata kak Rully.
Sekali lagi aku tak bisa menjawab. Hanya tersenyum dan tertunduk tersipu malu.
“ Boleh kakak minta nomor telefon ade?”
“ Boleh kak.” Jawab aku.
“ Tidak ada yang marah kan kalau kakak telefon adek? “ kata kak Rully.
“ Tidak ada kak. “ jawab aku sambil memberikan catatan nomor telefon aku.
Tak terasa hampir dua jam kami ngobrol. Dan kami pun sepakat untuk kembali ke kamar masing- masing untuk beristirahat.
Aku bangun paling awal pagi ini. Mungkin karena terpengaruh sama perasaan hati yang lagi berbunga- bunga kali jadi bangunnya paling cepat.hehee…aku lalu bergegas membangunkan teman- teman aku untuk sholat subuh. Dan selesai sholat kami lalu berkumpul di lapangan untuk melakukan kegiatan senam pagi bersama.
Kaki dan tanganku bergerak senada mengikuti irama lagu. Dan mataku juga ikut bergerak. Menatap liar setiap sudut lapangan mencari sosok yang semalam membuat malamku menjadi malam yang terindah. Tetapi dia tak kutemukan. Mungkin dia masih tidur atau mungkin saja dia ada kegiatan lain. Itu pikir aku. Ya sudahlah.
Pagi ini kami menerima materi tentang cara mendirikan tenda. dan kami diajarkan bagaimana cara yang tepat untuk bisa membuat tenda itu berdiri dengan benar. Saking asyiknya mendirikan tenda, aku tidak melihat ada lobang disampingku. Alhasil kaki ku masuk kedalam lobang itu dan membuat kakiku sedikit cidera.
Melihat kejadian yang menimpaku, kak Rully datang untuk menolong. Dia lalu mencari air hangat untuk mengompres kakiku yang keseleo. Dalam hati aku bersyukur karena di beri kecelakaan kecil hari ini. Jujur saja keseleo itu sakitnya minta ampun tapi tak terasa lagi sejak merasakan tangan kak Rully menyentuh kakiku. Tangannya mampu menghipnotis sehingga sekejap aliran darah yang tersumbat dan syaraf kaki yang terjepit itu menjadi sembuh. It’s a amazing.
“ Kakinya masih sakit dek? “ Tanya kak Rully.
“ Sudah tidak lagi kak. Alhamdulillah. “ jawab aku.
“ Alhamdulillah. Kalau ada apa- apa hubungi kakak aja yah. Kakak tinggal dulu. Mau sholat jumat “ jawab kak Rully kemudian.
“ Iya kak. Makasih banyak sudah bantuin Cici. “ jawabku sambil tersenyum kepada kak Rully.
Kak Rully pun membalasnya dengan senyuman sambil memegang tanganku dan berlalu meninggalkanku untuk pergi ke masjid.
* bersambung *
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantaap! Tulisan keren Neng!
Makasih mba Mimin...
Makasih mba Mimin...