Nuril Hifdziyah

Nuril Hifdziyah Nuril namaku sayang Usiaku 30 tahunan sekarang Rambutku tak dapat dipandang Indahnya tertutup selendang panjang Lihat saja aku seba...

Selengkapnya
Navigasi Web
TENTANG TANGGUNG JAWAB
BAGAIMANA BAIKNYA, DIJALANI SAJA

TENTANG TANGGUNG JAWAB

Baru saja mendapatkan kabar, maknanya tak dapat kugambar.

Di grup whatsapp teman seangkatan,

seorang kawan mengirimkan,

foto sebagian halaman sebuah surat kabar...

Hatiku sungguh berdebar-debar,

Bagaikan petir menyambar-nyambar...

(Haduh semakin melantur)

Begini, hanya opini. Ada unsur curahan hati, bukan mengeluh bukan kurang bersyukur. Tolong jangan salah paham. Saya tak suka disakiti. Tadi ada kabar, jikalau guru harus tetap bekerja seperti biasa di sekolah. Sedangkan siswanya tetap belajar di rumah.

Tugas guru adalah mendidik dan mengajar siswanya, mengerjakan administrasi kelas, melaksanakan tupoksinya di sekolah. Jikalau di sekolah tanpa siswa, guru mau ngapa? Jawabannya: mengerjakan administrasi, bersih-bersih, berdiskusi dengan rekan sejawat (atau berghibah, tidak jauh beda kadang-kadang).

Sik tho, administrasi guru memang banyak, tapi kan ya dinikmati ngerjakannya bertahap setiap hari gak harus selesai sehari.

Tentang bersih-bersih, kan sudah ada petugas kebersihan yang biasanya bersih-bersih, dan kalau digantikan guru nanti tidak dapat gaji.

Guru ya bisa bersih-bersih kelasnya sendiri, tapi kan tidak kotor sekali tidak ada siswa yang mengotori.

Apalagi diskusi dengan rekan sejawat, meskipun malu-malu sekali, kadang-kadang bergosip jadi topik diskusi.

Saya bicara fakta, bukan fiksi belaka.

Jujur apa adanya, berkata nyata...

Wes intine ngene,

Saya ini guru, ya juga ibu.

Jujur sudah keenakan seperti menemukan zona nyaman.

Ketika beribadah, bekerja, dan belajar dari rumah diterapkan.

Bisa mengerjakan tanggung jawab sebagai guru dan ibu bersamaan.

Setelah materi dijelaskan, sambil menunggu siswa menyelesaikan pekerjaan,

saya dapat bekerja menyapu, mengepel, merapi-rapikan, bahkan rebahan. (Eeehh...)

Tidak dikejar dan diburu deadline.

Anak-anakpun tidak terabaikan.

Belajar dari rumah bagi anakku dapat terlaksanakan dengan pengawasan dan bimbingan.

Kalau ibunya di sekolahan, anakku di rumah malah uti kakungnya yang kerepotan.

Mau dibawa ke sekolahan, katanya tetap di rumah saja anak kecil lebih aman.

Ujung-ujungnya, ini saya minta pendapat Anda sekalian enaknya digimanakan,

Saya hanya penurut melaksanakan kebijakan.

Bagaimanapun itu harus dilaksanakan dijalankan.

Di masa pandemi ini, semua ingin sehat, tentram, damai, dan aman.

(Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan, hanya ingin mengungkapkan perasaan. Menyuratkan kegalauan. Pasti banyak perbedaan pandangan. Makna tersirat tergantung bagaimana sudut pandang)

~Nur Wihihi~

Jember, 14 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

He.. He.. Aya aya wae, kok malah kembali seperti tempo hari, murid di rumah gurunya di sekolah. Nggak asyik ah, gimana kalau daerahnya masuk zona merah? Kalau memang belum siap tatap muka ya sama-sama #DiRumahAja, kasihan yang tinggal sendiri macam saya, anak-anak sama siapa? .. He.. He...keren mbak.. Sudah mengalir, supaya banyak dikomen share di FB juga.. He.. He

14 Jul
Balas

Hehehe. Terima kasih Pak Rosihan. #DiRumahAja kan ada enak gak enaknya juga.

15 Jul



search

New Post