NOFRIKA YANTI, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

RUMAH IMPIAN

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya Habib mempunyai cukup uang untuk melamar Zahra. Gadis desa sholeha pujaan hatinya.Impian mereka untuk menikah akhirnya mendapat restu dari orangtua.Tidak ada pesta meriah, hanya ada akad pernikahan sederhana yang dihadiri oleh kerabat dekat dan beberapa orang sahabat Habib. Habib berjanji untuk memenuhi impian gadis itu untuk memiliki rumah mungil sederhana sebagai persinggahan di hari tua kelak. Setelah resmi menikah untuk sementara Habib mengajak Zahra tinggal di pondok kopi milik Pak Amin juragannya. Habib tidak mau merepotkan kedua orangtua dan mertuanya. Habib sadar, penghasilannya yang hanya buruh di pabrik kopi tentu tidak akan mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Habib juga ragu untuk mengontrak sebuah rumah. Karena terasa berat baginya yang hanya seorang buruh kecil. Walaupun tinggal di pondok kecil dan makan seadanya, mereka terlihat rukun dan bahagia.

Sesuai dengan janji Habib kepada Zahra, untuk membuatkan sebuah rumah impian. Maka mulailah pengantin baru itu menyibukkan diri dengan pekerjaan-pekerjaan sampingan, sebagai tambahan penghasilan. Kadang-kadang kala libur akhir pekan Habib mengajak Zahra berjalan-jalan ke tempat wisata yang dekat dari tempat tinggal mereka. Walaupun sekedar makan mie pedas sambil bercanda tawa menikmati indahnya pemandangan desa. Tak terasa sudah lima tahun mereka menyisihkan uang untuk membuat rumah impian itu. Berbagai godaan kerap membuat mereka menahan napas, terlebih saat melihat tetangga dengan begitu mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Suatu malam hati Zahra begitu gembira ketika membuka celengan mereka. Tidak sia-sia mereka susah payah menabung selama ini. Malam itu mereka tidur dengan nyenyak sekali. Karena tidak lama lagi impian mereka akan segera mereka dapatkan.

Keesokan harinya mendadak Zahra mendapat pesan bahwa Habib harus segera menemui ibu mertuanya tanpa mengikut sertakan Zahra. Tentu ini terasa aneh oleh Habib dan Zahra. Mereka tetap berprasangka baik barangkali ada rapat keluarga tentang rencana pernikahan adik perempuannya atau masalah pembagian harta warisan. Sampai di rumah ibu, alangkah terkejutnya Habib melihat ibu terbaring lemah sambil meneteskan air mata. Habib kemudian marah kepada adik-adiknya. "Kenapa selama ini kalian diam dan tidak memberitahu padaku kalau ibu mendapat stroke. " kata Habib kesal. "Kami takut menyusahkan hidup dan melukai hati abang." jawab adik-adiknya serentak. Habib tahu bahwa dulu ibunya adalah wanita perkasa yang mampu menghidupi keempat anaknya yang telah yatim. Tapi, kejayaan itu cepat berlalu, lambat laun tubuh ibu kian rapuh seiring beranjaknya usia. Dan sebagai anak tertua, Habiblah yang sering menanggung beban hidup keluarganya. “Kata dokter, ibu mesti dioperasi secepatnya. ” jawab adik perempuannya. " Hanya abang satu-satunya harapan kami, Apakah abang tidak kasihan pada ibu ? ” sambungnya lagi. Harapan yang Habib bangun seketika itu runtuh. Kalimat terakhir itu bagaikan belati yang terhunus tak putus-putus menyayat nadi. Tidak henti-henti membuat dadanya putus dari kecamuk. Pikirannya kalut. Habib melempar pandang pada halaman itu. Tatapan matanya kosong menyisir sisa senja yang telah hilang. Gelap yang terpampang. Segelap hatinya yang berselimut kepekatan. Sebagai anak laki-laki tertua dia akan berdosa besar jika tidak menyelamatkan ibunya. Habib sudah mengetahui apa yang harus dilakukannya. Hanya saja, dia tak mempunyai kata-kata yang patut untuk disampaikan nanti kepada Zahra . Tentang semua impian mereka yang terasa kandas di tengah jalan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Twist yang keren

22 Mar
Balas

Alhamdulillah terimakasih ibu. Saya masih belajar menulis.

22 Mar
Balas



search

New Post