Saat ini kita tengah berada di era pandemi COVID- 19. ketidakberdayaan manusia terhadap sesuatu ini, khususnya ketika pandemi COVID-19 datang melanda seolah semua yang dimiliki tak akan berguna.  Sedih dan takjub  merasuki  jiwa dan meraup aroma keagungan  dengan mata terbelalak dan mulut terkunci. Airmata hangat mengalir. Dengan lirih dan mata terpejam kala kita mengucapkan Istigfar. Dengan hati bergetar disesaki iman kita berdoa agar pandemi COVID -19 Ciptaan Yang Maha Hebat ini segera lenyap dan kita semua selamat.

Sekarang, di bumi kita yang penuh dengan kesombongan dan angkara murka ini, Allah dengan segala kekuasaannnya mendatangkan virus corona yang dapat menjadikan dunia dan seisinya bertekuk lutut dengan takdir yang terjadi. Pandemi COVID -19 cubitan sayang dari yang Maha Kasih agar kita semua harus mawas diri akan sejatinya diri kita yang sebenarnya.

Saat ini istilah covid-19 tentu tak asing lagi di telinga kita semua. Sudah setengah tahun lamanya sejak maret 2020 wabah penyakit menular ini menghantui  seluruh penduduk bumi. Tak terkecuali negara kita tercinta Indonesia. Yang ke 75 tahun.

Hal ini sangat berdampak pada kehidupan masyarakat di segala bidang, seperti sosial, ekonomi, budaya, serta pendidikan. Banyak warga yang tidak siap menghadapi kemungkinan terburuk akibat wabah ini. Salah satu warga yang tidak siap menerima dampak itu adalah para tenaga kependidikan yang merasakan perubahan-perubahan yang sangat kontras dan signifikan sehingga terjadi ketidaksesuaian antara ekspektasi dan realita.

Tentu banyak sekali hikmah lainnya yang bisa kita ambil meski dalam keadaan sulit sekalipun seperti pandemi yang tak kunjung berakhir ini. Karena sejatinya, semua terjadi pada kita sudah sesuai porsinya dan sudah dalam kuasa-Nya.

Kita sebagai manusia biasa seharusnya  dapat memandang dari sisi yang positif dan  selalu mengambil  hikmah  dari peristiwa yang ada sebagai pembelajaran kehidupan yang arif dan bijaksana...Wallahualam bisawab.