Ceritaku Deritaku
Pagi ini aku harus rela mengusir kantuk yang tersisa karena kurang tidur semalam. Tapi semua tak pernah membuatku jera,apalagi saat keinginan menulis mulai merambat di seluruh peredaran darah di detak nadiku.Ya aku pasti akan melakukannya lagi dan lagi.
Gerimis masih agak deras walau intensitasnya semakin menurun dibandingkan hujan lebat semalam. Tapi kesejukan atau malah lebih tepatnya cenderung cuaca amat dingin membuatku menggigil karenanya gigiku gemelutuk menahannya. Tapi apapun alasannya pagi ini tetap memaksaku bangun tepat waktu. Karena jika lalai sedikit saja,aku harus terpuruk dalam penderitaan panjang. Ya iyalah...bagaimana jika saat waktunya, anak dan suamiku melewati sarapannya?atau cucian akan menggunung dua kali lipat karena tertunda sekali saja atau...ahh tak mungkin kujabarkan ketakutanku jika itu terjadi.
Sering aku membenarkan anjuran rosul bahwa pencari nafkah itu tugas seorang suami,tapi menjadi gurupun beliau setujui sebagai tugas mulia kan? Apalagi hidup untuk memberi manfaat pada orang lain. Jadi tak ada yang salah dalam hal ini.oke anggap saja kita deal!
Pastilah kamu berpikir aku jadi buruh atau semacam pembantu di rumah sendiri?Salah!!Karena tak mungkin aku menghapus semua kerja sama yang kami lakukan setiap harinya. Bagian dapur dan cuci mencuci bagianku,kebersihan rumah dan halaman kuberikan pada asisten utamaku..hahaii!maaf jika suamiku harus manyun membaca part ini.
Sesama pekerja gak ada yang boleh protes!Kembali ke part awal hee...kuseruput teh hangat yang sedianya kusuguhkan untuk suamiku,karena aku tak biasa minum teh di pagi hari kecuali hari ini.
Ingin rasanya aku absen hari ini, Tapi bayangan anak didikku yang juga sama-sama berjuang melawan dinginnya cuaca pagi ini dengan tas yang mereka gendong membuyarkan keinginanku ini. Bagaimana jika itu terjadi pada anakku? Pasti aku akan kesal,kecewa dan paling tidak akan kesal pada gurunya.
06.30 semua penghuni rumahku sudah siap dengan alat tempur masing-masing. Suamiku sudah berangkat bersama si kecil yang kebetulan satu sekolah dengannya. Tapi sebelumnya sudah kubalurkan minyak kayu putih di badannya,ini jurus menjadi "ibu siaga"part pertama hee..
Keduanya sudah hilang dari pandangan dengan anakku meringkuk di belakang punggung ayahnya bertudung jas hujan yang lebar. Sementara aku? Jaket kulit ukuran xxl dan helm sudah cukup membuatku nyaman karena jas hujan hanya akan menyulitkan aku nanti bermanuver di jalanan licin dan berkelok.
Tetes hujan membuat kacamata minusku bertambah buram. Hanya wanita hebat yang mampu dan memiliki mental berani mati untuk bisa melewati jalan licin di pagi ini. Ceilahh...berasa jadi wonder woman
dah..
Kulihat sekolahku lengang,sepi tak berpenghuni.Tidak...kupastikan hari ini tidak libur dengan melihat kalender di smartphoneku hatiku bertambah yakin. Tapi mengapa tak ada seorangpun disini?
Penjaga sekolah nampak berjalan kearahku dengan helai daun pisang yang memayungi.
"Bu...jenengan pulang saja,karena kalau cuaca begini tidak ada murid yang masuk!".
"Memangnya begitu ya pak?" Kaget juga mendengar fenomena sekolahku ini.
"Ibu kan masih baru,jadi bapak paham jika ibu belum tahu".Lanjutnya berargumen.
"Iya pak terima kasih".ucapku masih berusaha tak percaya atas kejadian ini. Tetapi penjelasan kepala sekolah yang mengiyakan lewat chat di grup whatshaap membuatku menyerah dan meraih sepeda motorku untuk kembali pulang.
Bukan sekali ini aku kecewa dan terluka. Pernah aku mengalami hal sama ketika ada perayaan hajatan pernikahan tetangga sekolah. Muridku dengan orang tuanya asyik menikmati pesta itu dengan segala pernak -perniknya dan mengesampingkan jadwal sekolahnya. Sepertinya sudah tradisi yang menurutku salah tapi tetap mereka pertahankan.
Apa yang harus kulakukan?Nasehatku menjadi tak berarti jika titah orang tua sudah menggema. Akhirnya aku pulang dengan bunyi sepedaku yang menderu seperti suara hatiku saat itu.
Cukuplah hari ini,karena kapan kita akan selangkah lebih maju jika hujan menjadi alasan untuk tidak menuju kesuksesan dan cita-cita yang diinginkan? Pasti derita ini akan ada jalan keluarnya. Semoga...
Bluto09102017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar