"Men in Red"
Menjejakkan kaki di wisma kemenag membawa ketenangan tersendiri. Bagaimana tidak, hampir 6 jam berada di dalam kendaraan, membuat badan terasa penat.
Mesjid di lingkungan wisma masih sepi kala itu, tepatnya di awal waktu ashar. Karena sudah di masjid, maka ku tunggu ada orang datang agar bisa shalat berjamaah. Sekali lagi waktu itu adalah saatnya shalat ashar. Tidak menunggu terlalu lama, masuklah pemuda berkaos merah, sarung dikenakannya dengan mantap. Ah ... ini yang kutunggu-tunggu batinku.
Selesai mengenakan sarung, ia mulai bergerak mendekati sisi depan. Momen itu tak kubiarkan berlalu begitu saja, mumpung ada orang berarti bisa shalat berjamaah.
Setelah dekat, kusapa dengan pertanyaan, "shalat ashar Mas?"... saat itu aku sangat yakin kalau dia mendengar pertanyaanku. Shalat ashar Mas? ... dia menjawab dengan tegas tanpa ekspresi ... "TAHAJUD!" , ... selesai menjawab, ia menuju tempat imam biasa memimpin shalat berjamaah, dan iapun shalat dengan serius di sana. ...
Aku mencoba memahami jawabannya, selalu saja menemui kebuntuan, sampai akhirnya kusimpulkan sendiri, ini bukan orang sembarangan. Perhitungan waktu dan aktifitasnya sudah melompat ke depan beberapa jam.
Peristiwa tadi menyadarkanku, bahwa fenomena di dunia ini, terkadang di luar pemahaman kita. Dan terkadang juga kita tidak diberi ilmu untuk memahami fenomena yang ada.
Mediaguru writing champ 5 jateng berakhir, semua peserta kembali ke kediamannya masing-masing, membawa cover buku baru mereka (bagi yang sudah jadi). MWC 5 mungkin sudah berakhir, namun semangat menulis peserta akan terus menyala, mengantarkan naskah sampai tujuannya.
Sambil menunggu travel jemputan, kucoba merenungi peristiwa di mesjid dua hari yang lalu. "Men in red" masih menyisakan misteri yang belum terpecahkan. Apa sebenarnya makna dari peristiwa itu, kenapa aku menemui fenomena itu, mengapa bukan orang lain yang bertemu dengannya, sehingga ia bisa merasakan, apa yang kualami.
Jam tiga seperempat, sambil menunggu jemputan, kusempatkan shalat ashar di mesjid wisma.
Tidak ada yang kebetulan, saat memasuki mesjid kulihat "men in red" sedang tidur di dalam mesjid. Masih dengan kostum yang sama. Kali ini aku tak berani menyapanya, biarlah dia menikmati istirahatnya dengan tenang. Setelah kewajibanku selesai, segera kutinggalkan mesjid, karena jemputan sudah menunggu di luar.
Sepertinya aku adalah peserta terakhir yang meninggalkan lokasi kegiatan.
Bismillah semoga semuanya lancar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Itu namanya jawaban 'songol'. Sdh jelas masuk waktu Ashar, knp tanya 'mau shalat Ashar'? Untung saja jawabannya bukan 'mau shalat Jumat atau Ied.' Hehehe....
Pokoknya geleng-geleng lah.
Jadi ikut penasaran nih...
Saya lebih penasaran lagi bu.
SubkhanAllah... ada hikmah di balik peristiwa. Cermati, jawaban apapun yg didapat itu bukan tugas kita menganalisa benar salah. Biarlah Allah memproses jawaban sesungguhnya, pada saatnya pak pras akan diberi pemahaman yg sesungguhnya. Hehe..
Saya takjub dengan "lompatan waktunya".
Aduh ... teka teki yg belum terjawab nih ....
Teka-teki ngilang.
Bagus. Bikin penasaran. Dan masih penasaran.
Saya juga masih penasaran