PERPISAHAN (Bagian 8)
Sekian lama menunggu waktu pengumuman belum segera datang akhirnya Pak Radit memutuskan pulang terlebih dahulu untuk Shalat Dzuhur dulu. Setelah selesai Pak Radit berangkat kembali ke tempat lomba untuk melihat pengumuman hasil seleksi KSN tiga pemenang dari sepuluh peserta terbaik se kabupaten.
Setelah parkir sepeda motor Pak Radit bertemu dengan teman dari sekolah lain yang sama-sama ikut mengantar siswanya mengikuti lomba sains.
“Pak Darma, apa udah keluar pengumumannya?”tanya Pak Radit.
“Sudah siswaku masuk sains dan dua orang wakil dari SD swasta,”jawab Pak Darma.
Bagai disambar petir disiang hari, Pak Radit tidak bertenaga berjalan mencari papan pengumuman. Rasa tak percaya dengan informasi yang disampaikan temannya dari kecamatan lain.
“Ya Allah, kenapa Eki ada di urutan empat, gagal ke tingkat provinsi kalau begitu,”ucapnya dalam hati.
Semakin kecewa setelah melihat pengumuman yang diperingkat 1 dan 2 juga termasuk binaan Pak Radit di kecamatan dan kemampuannya bisa diukur masih dibawah Eki.
Pak Radit pulang dari tempat pengumuman kembali ke sekolah untuk menyampaikan informasinya kepada kepala sekolah. Setelah parkir motor Pak Radit tidak menghadap Pak Rafi tapi langsung menuju meja di ruang kantornya.
“Pak Radit gimana hasil lomba Eki apa sudah keluar,”tanya Pak Rafi.
“Maaf Bapak sudah keluar, tapi Eki ada di urutan 4 jadi gagal ke tingkat provinsi,”jawab Pak Rafi menghiburnya.
“Kenapa bisa Eki tidak masuk tiga besar padahal saya tahu dia lebih siap dibanding yang juara dari sekolah swasta untuk sekolah negeri yang masuk saya tidak ikut membinanya,”gerutu Pak Radit.
“Tidak apa-apa masih belum beruntung tetap semangat jadi yang terbaik. Saya sangat yakin dan percaya Pak Radit akan sukses raih n depan. Perjuangan kita masih panjang untuk meraih mimpi kita membawa sekolah menuju 3T (Terbaik, Terdepan, dan Terpercaya),”kata Pak Rafi memberikan support karena melihat raut muka Pak Radit yang tampak lesu dan lemas.
“Maaf Bapak saya minta izin untuk berhenti saja jadi pembina sains. Tolong carikan pembina pengganti. Saya sudah gagal tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Malu rasanya saya pada siswa binaan Bapak. Tidak ada prestasi yang bisa saya persembahkan untuk sekolah,”kata Pak Radit dengan lesu.
“Ayo Pak Radit, tetap semangat. perjuangan kita masih panjang. Kegagalan itu adalah sukses yang tertunda. Sekarang kalau bukan Pak Radit siapa lagi yang akan mewujudkan mimpi kita bersama,”kata Pak Rafi mensupport Pak Radit untuk bangkit dari keterpurukannya.
“Waduh pak!”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cari mood booster dl
Pak Radith lelah...istirahat dulu..nabung semangat
Semangat Pak Radit. Jangan menyerah.